Mengenal Keunggulan Kamera Sony FX3 Si Monster Kecil Sinematik

Baru-baru ini Sony resmi meluncurkan kamera terbarunya yaitu Sony FX3. Target yang ingin dibidik oleh Sony adalah para kreator yang ingin mengeksplorasi kebebasan sinematik.

FX3 merupakan kamera yang mengkombinasikan teknologi sinema digital Sony dengan berbagai fitur pencitraan terdepan dari kamera mirrorless Alpha ini untuk menciptakan tampilan sinematik yang luar biasa.

Jasa Video eps-production.com

FX3 menghadirkan tampilan sinematik dan pengoperasian serta keandalan profesional dalam satu perangkat yang menjawab kebutuhan para kreator muda yang mencari cara baru untuk mengekspresikan visi kreatif mereka. Model terbaru ini memberikan kualitas gambar dan kegunaan menakjubkan untuk pengambilan gambar berskala kecil dan sendiri.

Kamera FX3 menawarkan performa fokus kelas atas, stabilisasi gambar optik, didesain untuk perekaman video secara handheld dan pembuangan panas yang terdepan untuk waktu perekaman yang lebih lama. Semua ini dibalut dalam bodi yang simple dan ringan, memberikan performa serta mobilitas untuk memenuhi permintaan para kreator konten yang saat ini terus meningkat.

President Director PT Sony Indonesia, Kazuteru Makiyama menerangkan, bahwa kamera FX3 ini memang dirancang untuk mewujudkan ide kreatif menjadi kenyataan. Kamera ini memungkinkan para kreator untuk merealisasikan ekspresi visual mereka ke dalam dunia sinema melalui konten yang imersif. “Kami akan terus mendukung para kreator dunia melalui Rangkaian Cinema Line dari Sony,” imbuhnya.

Sony fx3 ini akan mulai dipasarkan pada bulan maret mendangan dan akan dibandrol dengan harga $3.899,99 dollar AS atau sekitar Rp 55,8 Juta Rupiah.

Baca Juga: Mengenal Kamera Lumix S1H, Mirrorless Pertama Yang Diakui NETFLIX

Keunggulan FX3 yang wajib untuk diketahui :

  1. Sensor CMOS Exmor R™ back-illuminated full-frame dengan 10.2 megapiksel dan mesin pengolahan gambar BIONZ XR™
  2. Sensitivitas sangat tinggi dengan ISO yang dapat ditingkatkan hingga 409.600 untuk kondisi pencahayaan yang sangat sulit dan 15+ stop dynamic range
  3. Profil tampilan S-Cinetone™ terinspirasi dari colour science kamera sinema digital VENICE yang juga digunakan pada kamera Cinema Line FX9 dan FX6, serta merekam hingga 4K 120p
  4. Desain bodi yang ringkas dan ringan dengan pengoperasian tinggi untuk pengambilan gambar dengan handheld, gimbal dan pemasangan pada drone
  5. Bodi yang dilengkapi multi-thread (1/4-20 UNC) memudahkan untuk pemasangan aksesori
  6. Unit pegangan XLR yang dapat dilepas diengkapi dengan dua input audio XLR/TRS
  7. “Mode Aktif” stabilisasi gambar mendukung perekaman film secara handheld
  8. Fast Hybrid Auto Focus, Touch Tracking (pelacakan real-time) dan Real-time Eye AF juga digunakan di kamera Alpha™ lainnya
  9. Perekaman 4K 60p tanpa gangguan (Lanjutan) karena didukung pembuangan panas yang efektif dan kipas pendingin internal

Baca Juga: Pentingnya Behind The Scene Dalam Produksi Film dan Video

Spesifikasi & Fitur

  • TIPE SENSOR
    Full frame 35mm (35,6 x 23,8 mm), sensor CMOS Exmor R
  • PIKSEL
    10,2 megapiksel (efektif) untuk film, 12,1 megapiksel (efektif) untuk Gambar diam, Sekitar 12,9 megapiksel (total)
  • SENSITIVITAS
    [Merekam Video] Setara ISO 80-102400 (Angka ISO hingga ISO 409600 dapat disetel sebagai rentang ISO diperluas.), OTOMATIS (ISO 80-12800, batas bawah dan batas atas dapat dipilih), [Gambar diam] ISO 80-102400 (Angka ISO dari ISO 40 hingga ISO 409600 dapat disetel sebagai rentang ISO diperluas.), OTOMATIS (ISO 80-12800, batas bawah dan batas atas dapat dipilih)
  • TIPE MEDIA
    CFexpress Tipe A/Kartu SD (x2), Simultan Perekaman Simultan, Alihkan Media Otomatis, Salin
  • LCD
    7,5 cm (tipe 3.0) tipe TFT, sekitar 1,44 juta titik, Sudut Bukaan: Sekitar 176 derajat, Sudut Rotasi: Sekitar 270 derajat

Baca Juga: 8 Perbedaan Lensa Foto Dan Lensa Movie Cinema – Kamu Udah Tau?

Read More

5 Kamera Sinema Yang Digunakan Untuk Pembuatan Film Hollywood

Saat ini menonton film mungkin sudah menjadi kebutuhan untuk banyak orang terlebih lagi jika film tersebut dapat memanjakan mata penontonnya.Akan tetapi pernah gak sih kamu terpikir kira-kira kamera jenis apa yang dipakai oleh para pembuat film di Hollywood sana, sehingga dapat menghasilkan gambar yang dapat memanjakan mata penontonya?.

Jasa Video eps-production.com

Nah kali ini eps-production mau membahas tentang 5 kamera yang digunakan untuk pembuatan film hollywood, yuk simak penjelasannya dibawah ini:

  1. Arri Alexa 65

Arri Alexa? Apaan tuh? Ya memang di Indonesia sendiri Arri Camera System belum terlalu dikenal. Tapi di Hollywood sana, Arri sudah barang wajib yang digunakan dalam setiap produksi shooting film. Arri memiliki ciri khas yaitu gambar yang dihasilkan film look, tapi bukan berarti dari hasil mentah langsung tayang di layar, tetapi karena dynamic rangenya yang tinggi, sehingga perbedaan antara highlight dan Shadow begitu jelas.

Jasa Video eps-production.com

Ini Gambar mentah dari Arri Alexa 65, belum dicolor.

Dan walaaa…ini hasil setelah color grading

Untuk angka 65 itu sendiri merupakan ukuran sensor kamera (65mm), dengan ukuran sensor yang hampir sebesar IMAX, sudah pasti dong hasilnya bakal aduhai. Arri sendiri menurut beberapa kalangan memiliki kelebihan yaitu karakternya yang film look, dan warnanya yang aduhai. Dengan ukuran besarnya, biasanya dipake untuk mengambil footage saja. Tetapi beberapa film seperti Sully, dan Transformer : The Last Knight menggunakannya hampir keseluruhan film. Saat ini, Arri Alexa 65 dapat dikostumisasi menjadi Arri Alexa IMAX.

Harganya berapa? Tidak ada harga untuk kamera ini karena kamera ini tidak dijual melainkan tersedia untuk rental saja. Beberapa film yang menggunakan Arri Alexa 65 yaitu Star Wars, Joker 2019, Bohemian Rhapsody, Doctor Strange, dan lainnya.

  1. Arri Alexa XT

Jasa Video eps-production.com

Yang kedua adalah Arri Alexa XT, kamera ini mungkin bisa dibilang Standar dalam industri film hollywood. Hampir semua film yang masuk nominasi oscar pake ini camera. Ini adalah kelas tengahnya. Perbedaan paling jelas yaitu selain ukuran sensornya yang lebih kecil dari Alexa 65 (35mm), kamera ini dapat merekam di slow-speed 120fps.

Beberapa film yang menggunakan kamera ini diantaranya: Cold War, Fantastic Beasts and Where to Find Them, Ghostbusters 2016, Fast 8, Forious 7, dan lainnya.

  1. Arri Alexa Mini

Jasa Video eps-production.com

Yang ketiga adalah Arri Alexa Mini. Sesuai namanya, Alexa Mini merupakan yang terkecil diantara saudaranya. Meskipun ukuran sensornya sama dengan kakaknya 35mm. Sebagai gantinya, kamera ini memiliki kelebihan di 200fps ProRes pada resolusi 2k. Selain itu bodynya terbuat dari karbon sehingga kamera ini ringan dan kuat.

Karena bodynya yang kecil, kamera ini sering dipakai untuk film-film ber-genre action yang membutuhkan angle-angle yang ekstrim, atau juga untuk pengambilan air footage menggunakan drone. Bukan hanya itu saja, karena harganya yang agak “terjangkau” dibanding saudaranya, kamera ini juga biasanya menjadi opsi untuk film-film yang tidak memiliki budget terlalu besar akan tetapi ingin memberikan kualitas gambar yang baik. Kamera arri alexa mini ini dibandrol dengan harga US$45.000 (Body Only).

Beberapa film yg menggunakan kamera ini adalah: Shazam, Joker 2019, Black Panther, dan lainnya.

  1. RED Weapon Dragon

Kamera selanjutnya adalah RED. System kamera ini sendiri dibikin oleh Jim Jannard yang juga sebagai pembuatnya OAKLEY (fashion yang biasanya buat surfing2 atau kacamata). RED memiliki kelebihan yaitu resolusi videonya yang tinggi. Dan juga gampang dikostum. Tidak percaya? Kalau mau nyoba mampir ke http://www.red.com/ disana kamu bisa membangun kamera impian kamu hanya dengan klik semudah belanja online, tapi persiapkan diri untuk tidak kaget dengan harganya juga ya. Populer dikalangan youtubers (MKBHD, Potato Jetdll), Juga Di Indonesia kamera ini lebih popular dan digandrungi, biasanya untuk shooting video klip, film layar lebar, dan lainnya.

Alasan memberi resolusi tinggi memang untuk apa?

Jadi dengan resolusi tinggi, kamu dapat meng-crop gambar tanpa kehilangan detail dari gambar tersebut. Ini sangat berguna ketika kamu masuk kedalam proses editing yang diaman ada scene yang ingin diubah angle-nya, tinggal dicrop saja dan walaaa! Hal ini lah yang membuat RED terkenal dengan kamera yang detail, beberapa menyebut RED kalau untuk skin tones tidak sebaik ARRI. Ini semua tergantung dari selera dan bagaimana proses renderingnya juga. Kamera ini juga mampu merekam 240 fps dalam resolusi 2K. RED dapat dibilang bukan menjadi pilihan pertama dalam sebuah produksi film, terbukti pada pagelaran OSCAR 2018 hanya 3 Kamera yang dipakai oleh pemenang nominasi.

Kelebihan kamera ini selain bodynya yang compact dari kompetitor besarnya diatas, adalah dynamic range-nya lebih luas mencapai 16-17 stop dimana Arri Alexa 65 saja hanya mencapai 14 stop. Itu berarti makin banyak detail yang terlihat ketika proses post editing. Secara spesifikasi, RED jauh lebih mentereng dari ARRI, tapi memang untuk urusan warna dan sepasarasi antara Shadow dan Highlight Arri masih lebih jago.

Untuk harga kamera ini dibandrol US$49.500 untuk Helium 8K dan US$ 29.500 untuk Epic-W.

  1. IMAX

Jasa Video eps-production.com

Kamera ini juga merupakan kamera kesukaan Michael Bay (transformer). Kamera ini terkenal karena mahal dengan kualitasnya yang tinggi. Salah satu kelebihan kamera ini karena ukuran sensornya lebih besar dar kamera lain mencapai 70mm dan resolusinya mencapai 18K.  Hal ini membuat kamera IMAX lebih special dibanding kamera lain. Meskipun kita sebagai audience tidak bisa merasakan secara langsung. Gambar yang dihasilkan setelah post edit konon separasi, dynamic range, detail, dll lebih baik dari lawan mainnya.

IMAX sendiri bukanlah pemain baru, film pertama dengan format 70mm adalah Fox Grandeur tahun 1929. Dalam beberapa kesempatan, kamera IMAX juga dipakai oleh NASA untuk dokumentasi diluar angkasa. Salah satu lawan iMAX yang sepadan dari segi ukuran sensor adalah Ultra Panavision 70mm yang dihidupkan lagi oleh Quentin Tarantino dalam fil The Hatefull Eight. Akan tetapi meskipun Ultra Panavision menggunakan sensor 70mm, formatnya adalah widescreen.

Karena formatnya berbeda, IMAX memiliki teater sendiri yang biasanya ada embel-embel IMAXnya dan harga tiket lebih mahal. Tapi, dijamin bakal memberikan experience yang berbeda. Kamera ini memiliki kelemahan yaitu ukurannya yang besar, sehingga bagi sutradara yang ingin menggunakannya full shot harus pintar-pintar mengakalinya, dan lagi-lagi mahal. Biasanya kamera ini dipakai sebagai shooting footage. Kelemahan lainnya suara, Oom Nolan pernah bilang dia tidak menggunakan IMAX seluruhnya pada Dark Knight Rises karena ketika merekam dialog suara yang dihasilakn IMAX buruk. Mungkin sekarang dia sudah tahu cara mengakalinya sehingga film Dunkirk seluruhnya full mengunakan IMAX.

Jasa Video eps-production.com

Selain itu IMAX juga memiliki system kamera 3d yang bagus. Terbukti tidak sedikti film yang ada embel-embel IMAX 3D di covernya.

Nah sekian untuk pembahasan 5 kamera yang sering digunakan untuk pembuatan film hollywood kali ini, semoga informasi ini bermanfaat dan menambah ilmu penegtahuan kamu. See yaaa….

Baca Juga:

5 Jenis Drone Dan Fungsinya

Kamu Ingin Jadi Aktor Film Profesional?, Yuk Kuasai 4 Dasar Ini

8 Perbedaan Lensa Foto Dan Lensa Cinema

9 Macam Shot Types Dalam Pengambilan Gambar

Read More

Perbedaan Antara Sensor Full Frame dan Super 35?

Little Richard pernah berkata, “It’s not the size of the ship; it’s the size of the waves.” Penting untuk kita memahami perbedaan ukuran sensor kamera di tengah teknologi kamera yang sangat berkembang saat ini. Ini akan sangat menentukan tampilan yang ingin kamu ambil nantinya sebagai sinematografer.

Jasa Video eps-production.com

 

Produsen kamera terus mengembangkan kiprahnya diseputar kemajuan teknologi dan strategi pemasaran mereka. Mereka memadukan gambar diam dan kamera video, menambahkan megapiksel, 4K, 6K, 8K, rentang yang lebih dinamis, dudukan lensa baru, ukuran sensor yang lebih besar, dan memutar berbagai hal menjadi terminologi yang agak membingungkan dan seringkali menyesatkan.

Untungnya, Media Division telah mengumpulkan penjelasan hebat tentang ukuran sensor gambar (1/3 ″ ke IMAX), mulai dari sejarahnya dan sampai bagaimana pengaruhnya terhadap kualitas, komposisi, dan persepsi gambar yang akan Anda ambil.

kali ini kita akan fokus pada perbedaan antara Super 35mm dan Full Frame, tetapi tidak ada salahnya untuk menonton penjelasan dari media division tentang perbandingan dari setiap ukuran sensor di bawah ini.

Penting untuk diperhatikan bahwa ukuran sensor hampir tidak ada hubungannya dengan resolusi – itu adalah topik yang lain. Namun, sensor yang besar memungkinkan pitch piksel yang lebih besar (reseptor lebih besar) yang dapat menghasilkan gambar yang lebih bersih dengan kemampuan Low-Light yang lebih baik.

  • Super 35mm

– Crop Factor: 1.4-1.6x

– Approximate Sensor Size: 24x14mm

– Decent Depth-of-Field

– Adequate Dynamic Range

– Good Low-Light Capabilities

Sensor digital Super 35 (S35) adalah keluarga dengan berbagai ukuran dan terkadang kita dibuat bingung dengan sensor APS-C di DSLR. Setiap pabrikan membuat kamera mereka dengan ukuran sensor yang sedikit berbeda tetapi mereka tetap menyebutnya Super 35.

Misalnya, ARRI Alexa memiliki sensor berukuran 4: 3, 23,8 x 17,8mm. Canon C200 menggunakan sensor 16: 9 pada 24,6 x 13,8 mm. Panasonic memberi EVA-1 sensor 4: 3 pada 24,89 x 18,66 mm. Blackmagic dengan 23,1 x 12,99 mm di BMPCC 6K. Semua ini dipasarkan sebagai Super 35, tetapi jika Anda memasang lensa yang sama pada masing-masing kamera ini, Anda akan mendapatkan sedikit variasi dalam image crop.

Dan seperti yang Anda lihat, sebenarnya tidak ada 35mm di situ.

Istilah ‘Super 35’ berasal dari kamera film 35mm. Secara khusus, Super 35 mengacu pada metode pemanfaatan ruang pada film 35mm yang biasanya disediakan untuk trek audio optik untuk menangkap gambar yang lebih besar. Ini telah ada dengan satu cara atau lainnya sejak 1950an dan juga telah melalui sejumlah terminologi, dan juga perubahan ukuran.

Saat ini, kami umumnya menerima Super 35 yang berarti gambar memiliki faktor krop 1,4-1,6x dari pencitraan Bingkai Penuh.

  • Full Frame

– Crop Factor: 1x

– Approximate Sensor Size: 36x24mm

– Outstanding Depth-of-Field

– Excellent Dynamic Range

– Superior Low-Light Capabilities

Full Frame (umumnya 36 x 24mm tetapi bervariasi, sekali lagi, dari pabrikan dan bahkan model kamera) menemukan asalnya dari kamera diam 35mm yang baru mulai masuk ke dunia video / film dengan penambahan fitur video di Canon 5D Mark II (sekitar 2008). Sekarang ada banyak sekali penawaran kamera DSLR Full Frame dengan fitur video yang memotret gambar-gambar indah, dan pasar kamera kelas atas mengikuti, men-dubbing sensor besar ini dengan Format Besar atau LF.

Ini adalah cerita yang sama dengan LF juga – ini adalah istilah pemasaran dan ada beberapa kamera di luar sana dengan sensor berukuran sedikit berbeda dan lebih banyak lagi yang diberi nama LF.

Jika Anda memasang lensa yang sama ke kamera dengan sensor Full Frame vs satu dengan sensor Super 35, kamera Super 35 akan memberi Anda gambar yang ~ 1,5x diperbesar secara optik. Lensa panjang fokus 24mm akan memiliki kesetaraan 36mm. Panjang fokus 35mm menjadi 52,5mm. Lensa nifty-lima puluh (50mm) kesayangan itu sekarang menjadi lensa 75mm, dan seterusnya.

Tetapi ini tidak hanya berarti Anda harus melangkah lebih jauh dan lebih jauh ke belakang saat menyusun komposisi pengambilan gambar. Full Frame memiliki tampilan dan nuansa yang sangat berbeda dari Super 35, dan Anda dapat melihat perbedaannya dalam rekaman Anda.

Jasa Video eps-production.com

Full Frame terlihat lebih akrab bagi kita karena secara optik lebih mirip dengan bagaimana mata kita melihat dan kita memproses gambar-gambar itu dalam pikiran kita. Ada kedalaman fokus yang lebih dangkal (hal-hal yang lebih buram di latar belakang, juga disebut bokeh), dan itu memungkinkan kita untuk fokus pada (secara harfiah mengisolasi) orang atau objek yang kita ingin agar diperhatikan oleh audiens kita dalam Frame kita. Kamera bisa lebih dekat ke subjek, memberikan kesan yang lebih intim pada gambar yang dihasilkan. Gambar lebih bersih, sering kali menawarkan eksposur yang lebih baik dalam situasi cahaya redup, dan rentang dinamis yang lebih tinggi.

Super 35 secara klasik lebih kita kenal sebagai format sinematik, gambar yang dihasilkan seperti yang biasa kita lihat di teater. Itu tidak memiliki depth-of-field yang dangkal, dan itu membuatnya lebih mudah untuk fokus saat merekam. Lebih banyak objek berada dalam fokus dan pemirsa mendapatkan gambaran yang lebih jelas dari Frame yang lebih besar. Tetapi ada juga lebih banyak distorsi optik yang terlihat pada lensa lebar seperti chromatic aberration dan barrel distorsi karena Anda harus menggunakan lensa yang lebih lebar yang di-crop untuk mendapatkan framing yang sama.

Terakhir, Anda harus memilih ukuran sensor untuk tampilan yang ingin Anda ambil, dan jenis proyek yang akan Anda rekam. Seiring bertambahnya ukuran sensor, lensa dan peralatan yang dibutuhkan cenderung membesar juga. Jika Anda merekam film naratif bernaskah yang mungkin tidak menjadi masalah, tetapi jika Anda membuat film dokumenter run-and-gun, perlengkapan yang lebih kecil dan lebih ringan akan membuat segalanya lebih mudah.

Bagaimana menurut kamu apakah kamu lebih suka sensor full-frame atau super 35? Bisa kah kamu membedakannya?

Baca Juga:

Mengapa Survey Lokasi (recce) Itu Penting Dilakukan Sebelum Shooting?

10 Alat Ini Dapat Membuat Film Pendek Kamu Lebih Berkualitas loh! Yuk Simak Penjelasannya.

8 Perbedaan Lensa Photo Dan Lensa Cinema Yang Wajib Kamu Ketahui!

4 Peran Penting Storyboard Dalam Video

Jasa Video Company Profile | EPS PRODUCTION

Read More