7 Keunggulan Yang Dimiliki Kamera Full Frame

Bagi para penggiat dunia video dan foto profesional, kebanyakan dari mereka cenderung memilih kamera full frame dibanding APS-C. Simpelnya, karena kamera full frame memakai sensor yang berukuran sama dengan satu frame film 35mm tradisional, yakni 36 x 24 mm. Sensor ini lebih besar dari kamera bertipe APS-C yang memiliki sensor berukuran 22 x 15 mm.

Lantas, apa keuntungan memakai kamera bersensor full frame dibandingkan dengan kamera sensor APS-C? Berikut admin jabarkan 7 kelebihan kamera dengan sensor full frame :

  1. Memiliki sensor yang lebih besar dan lebih baik

Jasa Video eps-production.com

Baca Juga: Mengenal Kamera Lumix S1H, Mirrorless Pertama Yang Diakui NETFLIX

Dibandingkan dengan kamera yang menggunakan sensor APS-C, kamera full frame memiliki sensor yang lebih besar. Semakin besar sensor, semakin besar piksel yang dimiliki, terang laman Adorama Camera. Piksel yang lebih besar dapat menangkap lebih banyak informasi warna dan cahaya masuk serta lebih sedikit noise dibanding piksel yang lebih kecil.

Itulah mengapa, ISO tinggi bekerja lebih baik pada kamera full frame berkat sensornya yang besar. Keuntungan lain ialah bisa membedakan variasi warna yang lebih halus serta menangkap rentang dinamis yang lebih besar. Hasil akhirnya akan meningkatkan akurasi, realisme dan vibrant pada foto.

  1. Biasanya, memiliki resolusi yang lebih besar

Jasa Video eps-production.com

Biasanya, kamera full frame memiliki resolusi yang lebih besar dari kamera APS-C.

Dengan ini, kita bisa memotret dan mengambil video dalam keadaan pencahayaan yang minim. Selain itu, sensor full frame bisa menangkap detail yang halus, rentang dinamis yang besar, gambar yang lebih tajam dan mengurangi noise dalam foto, ungkap laman Adorama Camera. Lebih unggul dari kamera APS-C!

  1. Tidak ada crop factor seperti di APS-C dan MFT

Jasa Video eps-production.com

Ada banyak pilihan lensa yang tersedia untuk kamera full frame. Dan tidak ada crop factor seperti di kamera APS-C. Misal, jika kita memasang lensa dengan panjang 24 mm, maka hasil akhirnya pun akan tetap 24 mm. Namun, jika dipasang di kamera APS-C, maka akan berubah jadi 36 mm karena ada crop factor 1,5 kali.

Begitu pula jika kita memakai lensa 50 mm, di full frame panjangnya tidak berubah, tetapi di kamera APS-C akan menjadi 75 mm. Simpelnya, dengan crop factor, lensa akan berubah menjadi lebih panjang. Lensa ultra-wide akan menjadi wide dan lensa wide akan menjadi normalDengan memakai full frame, hal ini tidak akan terjadi!

Editor Pick :

6 Situs download Template After Effect Gratis 2022

Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang Sutradara

Teknik Shooting Video Menggunakan Green Screen

  1. Menghasilkan bokeh yang lebih halus

Laman Borrow Lenses membuat perbandingan antara bokeh yang dihasilkan oleh tiga kamera, yakni Canon 5D Mark III (full frame), Fuji X-E2 (APS-C dengan crop factor 1,5x) dan Olympus OM-D E-M1 (Micro Four Thirds/MFT dengan crop factor 2x). Di antara tiga kamera itu, mana yang mempunyai bokeh paling halus?

Lalu, Borrow Lenses mencoba memotret objek yang sama dengan focal length dan aperture yang sama. Hasilnya, kamera full frame dari Canon 5D Mark III memberi bokeh yang lebih halus dibanding kamera APS-C dan MFT yang memiliki crop factor. Pertimbangkan kamera full frame jika ingin bokeh yang lebih smooth.

  1. Noise yang dihasilkan lebih sedikit

Jasa Video eps-production.com

Baca Juga: Perbedaan Editing Offline vs Online Dalam Video Dan Film

Memotret di tempat dengan pencahayaan minim membuat kita harus menaikkan ISO. Konsekuensinya, semakin tinggi ISO, semakin banyak noise yang muncul di foto. FYI, dalam fotografi, noise adalah distorsi visual yang berwujud titik-titik di gambar. Noise membuat hasil foto menjadi kurang jernih dan kurang bersih.

Kamera full frame memiliki sensor dan piksel yang besar, yang akan menghasilkan gambar dengan kualitas yang lebih baik pada ISO tinggi. Hasilnya, noise akan terlihat lebih sedikit dibanding kamera crop factor, seperti APS-C atau MFT. Bahkan, kamera full frame memiliki ISO maksimal hingga 25.600 atau lebih dengan noise yang lebih sedikit.

  1. Memiliki rentang dinamis yang lebih luas

Keunggulan lain dari kamera full frame adalah memiliki rentang dinamis yang lebih luas. Rentang dinamis luas bisa menangkap detail bayangan paling gelap dan detail highlight paling terang. Menurut laman Wex Photo Video, kamera dengan rentang dinamis luas bisa menangkap bayangan, midtone dan highlight lebih banyak.

Contoh nyatanya, kamera dengan rentang dinamis sempit bisa menangkap detail di area yang lebih gelap, tetapi gagal menangkap detail di area yang lebih terang, begitu pula sebaliknya. Seperti di contoh foto di atas, detail langit di foto sebelah kiri kurang terlihat dan warnanya kurang menonjol. Namun, hal ini bisa diminimalisir di kamera full frame.

  1. Bagian body dibuat dari bahan yang lebih berkualitas

Jasa Video eps-production.com

Baca Juga: Mengenal Keunggulan Kamera Sony FX3 Si Monster Kecil Sinematik

Seperti yang kita tahu, kamera full frame memiliki harga yang lebih mahal dari kamera APS-C dan MFT. Bahan untuk membuat body kamera APS-C dan MFT biasanya dibuat dari campuran plastik dan polikarbonat, jelas laman Wex Photo Video. Sementara, kamera full frame banyak yang dibuat dari magnesium yang lebih padat.

Karena bahannya yang lebih berkualitas, kamera full frame lebih tahan terhadap cuaca, debu dan air. Namun, hal ini membawa konsekuensi tersendiri, yakni ukuran body kamera yang menjadi lebih berat dari kamera crop factor. 

Nah, itulah 7 keunggulan kamera full frame dibanding kamera APS-C atau MFT. Dengan segala plus-minusnya, siapkah kamu berganti ke kamera full frame?

Read More

5 Protokol Kesehatan Syuting Film di Masa Pandemi

Pandemi ini membuat kita harus beradaptasi dengan normal yang baru termasuk proses produksi sebuah film. Dalam menjalankan syuting di masa pandemi, eps-production harus menyiapkan beberapa protokol kesehatan untuk tim produksi. Protokol kesehatan yang ketat ini harus dipatuhi oleh semua kru agar proses syuting berjalan lancar, aman, dan semua kru terjamin kesehatan dan keselamatannya. Protokol kesehatan yang kita jalani akan kita bahas di bawah ini:

  1. Wajib PCR

Jasa Video eps-production.com

Di tahap praproduksi, semua kru dan pemain wajib mengikuti PCR Swab Test yang disediakan oleh production house. Jika hasilnya negatif, maka kru dan pemain tersebut baru boleh mengikuti proses syuting. Jika ada yang positif, maka dengan terpaksa kru atau pemain itu harus mengisolasi diri selama 14 hari atau hingga sudah dinyatakan negatif dari COVID-19.

Baca Juga : 5 Tips Membuat Karakter dalam Film

  1. Tes Antigen Secara Berkala

Jasa Video eps-production.com

Tes antigen dilakukan secara berkala guna memastikan semua orang tetap dalam keadaan sehat dan negatif dari COVID-19. Tim produksi memilih 25% dari kru setiap harinya secara acak untuk mengikuti tes antigen guna memastikan cluster yang dibentuk selalu aman.

  1. Pembagian Ring

Jasa Video eps-production.com

Lokasi syuting dibagi ke dalam lima ring. Hanya kru-kru inti seperti sutradara, produser, produser pelaksana, asisten sutradara, dan petugas lain yang ditunjuk yang boleh masuk ke semua ring. Hal ini dilakukan untuk mencegah kru berkumpul di satu titik dalam waktu yang lama.

  1. Jam Kerja Maksimal 15 Jam

Jasa Video eps-production.com

Proses produksi ini sangat menguras mental dan energi. Jika kru dan pemain tidak istirahat dengan cukup, maka mereka rentan akan penyakit. Proses produksi di masa pandemi akan dilakukan seefeketif dan seefisien mungkin. Jam kerja syuting pun dibatasi hingga maksimal 15 jam kerja. Maka sutradara sudah harus menyiapkan praproduksi seefektif mungkin sehingga tidak banyak waktu yang terbuang untuk mengatasi kesalahpahaman di saat proses produksi.

Baca Juga : 5 Tahapan Produksi Dalam Pembuatan Video Company Profile

  1. 3M dan Disinfeksi

Jasa Video eps-production.com

Yang terakhir dan sangat wajib untuk dipatuhi adalah selalu menerapkan 3M (menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) dan disinfeksi secara berkala. Pada saat produksi ini hanya pemain yang diizinkan memasuki set tanpa menggunakan masker, walaupun tetap dihimbau untuk memakai masker sampai kamera mulai merekam adegan. Properti dan peralatan juga merupakan salah satu tempat yang wajib diperhatikan kebersihannya. Oleh karena itu kru yang bertanggung jawab wajib menyemprot cairan disinfektan ke peralatan syuting, props, kostum, sampai peralatan makeup sebelum disentuh atau dipakai oleh pemain.

Begitulah protokol kesehatan yang kita jalankan selama proses produksi agar semua kru dan pemain tetap sehat dana man untuk kembali berkumpul bersama keluarga. Jaga kesehatan selalu ya guys.

Baca Juga : 5 Fungsi Iklan Digital Buat Produkmu Disaat Pandemi

Read More

Unsur Naratif dan Sinematik dalam Film

Pernahkah kamu menonton cerita film dan merasa asik dengan film tersebut? Atau kamu mendapatkan sesuatu yang menarik dari film tersebut?

Tanpa kita sadari, di dalam sebuah cerita film terdapat unsur yang membentuknya yang menjadikan cerita tersebut semakin hidup dan mampu membuat para penonton tertarik untuk melihat, mulai dari tokoh, cerita, latar, adegan, music, acting, pergerakan kamera, dll.

Unsur tersebut adalah unsur naratif dan unsur sinematik. Kedua unsur tersebut saling mengisi satu sama lain dan tidak dapat dipisahkan dalam membuat sebuah film atau video.

Kita harus dapat memahami dan mengerti tentang kedua unsur tersebut agar dapat memahami film secara menyeluruh dan mendalam. Oleh karena itu, pada tulisan kali ini, kita akan mengulas mengenai pengertian dari unsur naratif dan unsur sinematik. Berikut penjelasannya:

Baca Juga : 6 Teknik Pencahayaan Terbaik Dalam Film | EPS PRODUCTION

UNSUR NARATIF

Jasa Video eps-production.com

Unsur naratif adalah unsur yang terdiri dari rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan antara satu dengan lainnya dan berhubungan dengan aspek cerita atau tema film. Setiap film cerita tidak mungkin lepas dari unsur naratif dan setiap cerita pasti memiliki unsur-unsur seperti tokoh, masalah, konflik, lokasi, waktu, serta lainnya-lainnya. Seluruh elemen tersebut membentuk unsur naratif secara keseluruhan. Singkatnya unsur naratif ini dapat diartikan sebagai bagaimana perlakuan film-maker kepada filmnya sendiri.

Unsur naratif dapat dikembangkan ke dalam pola tiga babak yaitu Pendahuluan (tokoh, setting lokasi, dan cerita), Pertengahan (konflik dan klimaks), dan Penutup yang akan menjadi kesimpulan film.

Baca Juga : Pentingnya Behind The Scene Dalam Produksi Film dan Video

Aspek dan Elemen Cerita Pada Unsur Naratif

Berikut di bawah ini aspek-aspek cerita dalam unsur naratif:

  • Latar Cerita

Latar cerita atau biasa disebut dengan lokasi ini terbagi menjadi empat macam, yaitu realis (nyata), fiksi (rekaan), fiksi (alam nyata), dan non fiksi.

  • Urutan Waktu

Dalam sebuah cerita film terdapat urutan waktu yang akan menunjukkan pola dalam perjalanan film tersebut. Terdapat dua pola waktu, yaitu pola linier dan pola non linier. Pola linier adaalah pola yang menunjukkan sebuah urutan dari aksi atau peristiwa tanpa ada interupsi waktu yang signifikan.

Sedangkan pola non linier penulis memanipulasi urutan waktu dalam cerita sehingga hubungan sebab-akibatnya tidak begitu jelas. Dan pola non linier ini biasanya akan membuat penonton merasa kesulitan dalam mengikuti alur cerita yang ada.

  • Durasi Waktu

Durasi waktu terbagi menjadi dua yakni durasi waktu dalam film dan durasi cerita film. Dua hal ini sangatlah berbeda. Durasi waktu dalam sebuah film biasanya 90 – 120 menit, namun durasi ceritanya dapat terdiri dari beberapa rangkaian waktu yang cukup panjang misalnya sehari, seminggu, setahun bahkan bertahun-tahun.

  • Frekuensi Waktu

Munculnya banyak adegan yang sama persis dalam sebuah angle yang berbeda biasa disebut sebagai frekuensi waktu. Biasanya hal ini terjadi karena adanya flashback atau kilas depan dari sebuah cerita. Kemungkinan dari motif cerita ini akan menjadikan pengulangan dalam sebuah shot.

  • Karakter

Peran protagonis akan menjadi motivator utama dalam film yang akan berselisih dengan peran antagonis.

  • Konflik

Konflik datang dari pemeran antagonis yang akan menghalangi aksi dari pemeran protagonist.

UNSUR SINEMATIK

Jasa Video eps-production.com

Unsur sinematik adalah cara atau dengan menggunakan gaya apa sebuah film itu digarap. Sederhananya, sinematik sendiri memilik arti pengambilan gambar sesuai dengan kaidah film bioskop. Dalam unsur sinematik, ada beberapa aspek yang membentuknya, yaitu :

  • Mise en scene unsur sinematik

Mise en scene (dibaca mis ong sen) adalah setiap hal yang terlihat di dalam sebuah frame film. Mise en Scene pertama kali muncul sebagai istilah film dalam kritik oleh Cahiers du Cinema. Istilah berbahasa Prancis ini diadaptasi dari seni panggung yang memiliki arti ‘penempatan di panggung’. Dalam film, panggung ini dibatasi oleh frame, yaitu hanya hal-hal yang terlihat di layar kamera.

Mise en Scène sendiri meliputi beberapa aspek, antara lain: setting, aktor, bloking, kostum, dan lighting. Semua aspek itu tidak hanya berperan secara naratif, tetapi juga secara visual maupun puitis.

  • Sinematografi Unsur Sinematik

Sinematografi ialah ilmu yang menjelaskan tentang teknik dalam pengambilan gambar dan menggabungkan gambar tersebut hingga membentuk sebuah cerita. Sinematografi meliputi segala elemen visual yang akan ditampilkan pada layar ketika film ditayangkan. Elemen-elemen tersebut meliputi framing, zooming, exposure, tata cahaya, komposisi, pergerakan kamera, sudut-sudut kamera, pemilihan film, pemilihan lensa, fokus, warna, penggunaan filter, dan depth of field.

Sinematografi sendiri hampir sama dengan fotografi, yaitu menangkap pantulan dari cahaya yang mengenai suatu benda. Bedanya, peralatan yang digunakan fotografi yaitu menggunakan alat tangkap tunggal, sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar.

  • Editing Unsur Sinematik

Editing adalah proses yang dilakukan oleh editor dengan memotong dan menyambung potongan gambar untuk dijadikan sebagai cerita yang utuh dan dapat dimengerti. Terdapat dua proses editing yaitu editing offline dan juga editing online.

  • Suara Unsur Sinematik

Suara merupakan hal yang sangat penting dalam pembuatan film, karena dengan adanya suara maka akan memberikan nyawa bagi film tersebut. Terlebih lagi, baik tidaknya kualitas dari suara sangat berpengaruh terhadap film tersebut. Sound sendiri terbagi menjadi 2 jenis, yaitu:

  1. Diegetic

Diegetic yaitu suara dimana sumber suaranya terlihat dalam layar atau disiratkan oleh aksi dalam film. Contoh : suara karakter, suara peraga, musik instrumen musik

  1. Non-Diegetic

Non-Diegetic yaitu suara yang tidak nampak di layar dan tidak juga diterapkan oleh para aksi, biasanya suara tersebut keluar dari tempat kejadian cerita. Contoh: komentar narator, instrumen, suara efek.

Itulah pengertian unsur naratif dan unsur sinematik. Semua unsur tersebut saling berkesinambungan satu sama lain. Jika salah satu elemen diatas dihilangkan maka elemen yang lain harus lebih ditonjolkan agar menutup kekosongan dari elemen yang hilang.

Begitulah aspek naratif dan sinematik yang terdapat dalam film yang harus kamu perhatikan dalam pembuatan filmmu. Selamat berkarya…

Baca Juga : Hal Yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Memilih Production House

Read More

5 Jenis Konflik Film Untuk Inspirasimu Membuat Cerita

Bagaimana sih cara mencari konflik utama untuk cerita film atau video marketing? Banyak penulis baru yang bingung ingin mulai dari mana untuk proses kreatifnya. Hal ini sebenarnya cukup tricky dalam menentukan konflik utama cerita. Apakah harus dimulai dari alur film, atau karakter yang didahulukan, atau aspek lainnya yang jadi langkah awal? Semakin membingungkan bukan? Tapi kita bisa perhatikan dari seluruh film yang kita tonton selalu memiliki jenis konflik utama yang tak jauh berbeda antara satu dengan lainnya. Nah berikut di bawah ini EPS PRODUCTION akan memberikan informasi tentang jenis konflik apa saja yang bisa kamu terapkan dalam penulisanmu:

Baca Juga : 5 Tahapan Pembuatan Film Pendek

  1. Manusia vs Manusia

Jasa Video eps-production.com

Film dengan konflik seperti ini banyak dikemas ke dalam bentuk film superhero yang merepresentasikan sifat buruk manusia yang serakah. Konflik ini juga merupakan konflik yang paling mudah untuk kita temukan dalam kehidupan sehari. Bukan hanya film superhero saja yang menggunakannya, konflik manusia vs manusia ini juga sering digunakan dalam film drama. Contoh film yang menggunakan konflik ini adalah The Avengers, Saving Prvate Ryan, The Intern, dll.

  1. Manusia vs Dirinya Sendiri

 

Jasa Video eps-production.com

Konflik ini cukup besar untuk kamu terapkan ke dalam ceritamu. Berbeda dari poin sebelumnya dimana konflik terjadi oleh manusia lainnya, pada konflik ini kita akan memancing konflik utama cerita melalui eksplorasi kondisi psikologis seseorang. Dengan konflik ini memungkinkan karakter protagonis menjadi antagonis dari konfliknya sendiri. Contoh film yang menggunakan konflik ini adalah The Theory of Everything, Fight Club, Transpotting, dll.

Baca Juga : 6 Tahapan Development Ide Kreatif Dalam Pembuatan Film

  1. Manusia vs Alam

Jasa Video eps-production.com

Alam merupakan elemen di luar kuasa manusia yang berpotensi menjadi sebuah konflik. Fenomena-fenomena alam dapat mengancam eksistensi manusia di muka bumi ini. Sebabnya bisa berasal dari ulah manusia itu sendiri dan bisa juga dari faktor eksternal seperti bencana alam, wabah, musibah, dll. Konflik manusia vs alam ini juga bisa kamu kembangkan seperti makhluk hidup lainnya seperti ikan hiu, gorilla, kingkong, dinosaurus, dll. Contoh film yang menggunakan konflik ini adalah 2012, The Day After Tomorrow, Everest, Jurassic Park, Jaws, dll.

  1. Manusia vs Masyarakat

Jasa Video eps-production.com

Biasanya film dengan konflik seperti ini akan menampilkan karakter yang merasa diberikan beban atau tuntutan dari masyarakat yang ia tak pahami. Manusia hidup dalam komunitas masyarakat dan setiap manusia memiliki karakter masing-masing. Konflik ini bisa saja sangat relate dengan penonton dimana selisih paham antara individu dengan masyarakat kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Contoh film yang menggunakan konflik ini adalah Into The Wild, American Beauty, Dead Poets Society, dll.

  1. Manusia vs Supranatural

 

Jasa Video eps-production.com

Film horor semakin marak di kalangan pecinta film dan kita tinggal di negara yang memiliki aneka ragam urusan klenik. Ada banyak konflik yang belum bisa dijelaskan oleh ilmu pengetahuan dan nalar logika, semua konflik di luar ini, dapat dikategorikan sebagai kekuatan supranatural. Contoh film yang menggunakan konflik ini adalah Keramat, Annabelle, The Conjuring, dll.

 

Itulah beberapa konflik yang bisa kamu terapkan dalam pembuatan cerita untuk film kamu. Kamu bisa memulai cerita film kamu dari pemilihan konflik utama dalam cerita. Gimana? sudah mulai terinspirasi? Selamat menulis.

 

Baca Juga : 6 Skill yang Dibutuhkan oleh Seorang Art Director

Read More

6 Tahapan Development Ide Kreatif Dalam Pembuatan Film

Terdapat beberapa tahapan pembuatan film seperti yang pernah dibahas pada artikel sebelumnya, pada kesempatan kali ini kita akan membahas tahapan apa saja sih yang harus kita jalankan dalam mengembangkan ide kreatif yang kita punya? Tahapan yang akan kita bahas ini merupakan pondasi penting dari sebuah film yang nantinya akan lebih banyak membahas cerita dan financial dalam pembuatan film.

Berikut di bawah ini tahapannya:

  1. Story

Jasa Video eps-production.com

Proses dimulai dengan pemilihan cerita oleh produser. Cerita yang dipilih bisa diambil dari cerpen, novel, kisah nyata, maupun ide orisinil dari pembuat cerita. Produser harus mengurus perizinan copyright dan intellectual property (IP) kepada pemilik cerita untuk dibuat ke bentuk film.

Baca juga : 10 Istilah Pelabelan Untuk Film Yang Kamu Tonton

  1. Synopsis

Jasa Video eps-production.com

Sinopsis adalah ringkasan atau bentuk pendek namun padat dari sebuah cerita dengan tetap memperhatikan unsur intrinsik dari cerita tersebut. Pembuatan sinopsis dilakukan oleh produser dan penulis. Sinopsis ditulis untuk membuat penonton tertarik akan sebuah karya film.

  1. Treatment

Jasa Video eps-production.com

Pada tahap treatment, skenario sudah di-breakdown secara rinci, namun pada tahap ini masih belum terdapat dialog di dalamnya. Untuk menentukan struktur film awal, tengah, dan akhir maka dibuatkan treatment. Jika menggunakan struktur tiga langkah dapat dimulai dengan persiapan, konfrontasi, dan resolusi.

  1. Script

Jasa Video eps-production.com

Selanjutnya penulis menulis script dengan tingkat dramatisasi, kejelasan, struktur, dialog, dan gaya keseluruhan yang diinginkan. Proses pembuatan script ini membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan feel yang diinginkan penulis.

Baca Juga : Mengenal Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang Sutradara

  1. Packaging

Jasa Video eps-production.com

Setelah script selesai, produser akan mengemas film dengan menyertakan informasi film seperti tema film, target penonton, referensi aktor dan aktris, dan referensi sutradara yang akan diajak kerjasama. Packaging ini dibuat untuk keperluan pitching guna mendapatkan pendanaan dari investor.

  1. Finance

Jasa Video eps-production.com

Setelah film berhasil dikemas sedemikian rupa, maka produser akan menawarkan filmnya ke berbagai pihak seperti investor perorangan atau perusahaan, production house, dan pihak lainnya yang tertarik untuk mendanai pembuatan film. Produser juga akan menawarkan filmnya kepada aktor atau aktris yang akan diajak bekerjasama.

Setelah adanyanya kesepakatan dan kontrak kerjasama, maka proses development film sudah selesai dan bisa lanjut kepada tahap pre-production dst.

Proses development film di atas adalah serangkaian proses yang biasa dijalankan oleh produser sebelum masuk ke tahapan-tahapan pembuatan film. Kamu bisa menjalankan proses ini untuk mempermudah dalam pembuatan film.

Baca Juga : Pentingnya Behind The Scene Dalam Produksi Film dan Video

Read More

5 Tahapan Produksi Dalam Pembuatan Video Company Profile

Perkembangan teknologi yang sangat cepat seperti sekarang ini memaksa pelaku bisnis harus adaptif akan perubahan. Semua kebutuhan marketing yang berbentuk fisik dahulu sudah dialihkan ke bentuk digital. Termasuk juga dengan company profile perusahaan.

Untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman, perusahaan menginformasikan produk, ide, gagasan, dan image perusahaan melalui video company profile. Perusahaan dapat menggunakan penyedia jasa pembuatan video company profile atau melalui proses tender untuk memilih production house yang tepat dan sejalan dengan visi perusahaan.

Baca Juga : Hal yang Perlu Kamu Perhatikan Sebelum Memilih Production House

Kali ini eps-production akan membagikan informasi tahapan produksi dalam pembuatan video company profile:

  1. Brainstorming

Brainstorming yang dilakukan antara production house dengan client merupakan bagian dari riset yang bertujuan agar production house dapat mengenali visi, misi, nilai, dan budaya yang dijalankan oleh perusahaan client. Dalam aktivitas ini, production house juga akan mengumpulkan dan menggali informasi, referensi, dan ide dari client yang nantinya akan dikolaborasikan dengan ide kreatif dari production house. Setelah aktivitas ini, production house dan client sudah harus memiliki persepsi yang sama dan sudah memiliki konsep dalam video company profile.

  1. Pre-Production

Pada tahap pre-production ini production house akan menyiapkan bahan-bahan yang akan disulap menjadi media audio visual yang memukau. Production House akan memulai pembuatan naskah dan survei lokasi untuk kebutuhan produksi atau syuting nantinya. Client harus bisa memilih Production House yang tepat untuk membuat video company profile mereka. Karena tiap production house memiliki karakter penulisan naskah yang berbeda. Kami eps-production memiliki penulis dengan jam terbang dan pengalaman yang tinggi yang akan menciptakan cerita, rasa, dan nyawa pada setiap pengerjaan video. Penulis naskah harus dapat menerjemahkan pesan yang client ingin sampaikan kepada audiens. Naskah cerita yang dibuat oleh eps-production adalah sebuah ide original dan eksklusif.

Setelah penulisan naskah, production house akan melaksanakan recce atau mengunjungi lokasi pengambilan video untuk melakukan penyesuaian antara set lokasi dengan naskah yang telah ada. Diawali dengan menentukan framing kamera yang tepat untuk setiap scene dalam cerita, pengukuran intensitas cahaya untuk mengetahui banyaknya lampu yang dibutuhkan, set artistik apa yang dibutuhkan untuk kegiatan syuting nantinya. Hasil dari recce ini akan dituangkan ke dalam story board yang akan menjadi acuan seluruh tim dan talent pada saat proses produksi atau syuting.

Baca Juga : 4 Peran Penting Storyboard Dalam Video

  1. Production/Syuting

Jasa Video eps-production.com

Setelah proses pre-production selesai, maka tahapan lanjutan yaitu eksekusi dari story board yang sudah disepakati. Jadwal syuting dan call sheet akan diberikan kepada client. Pada kegiatan syuting, biasanya didampingi oleh perwakilan client yang memiliki hak supervisi dan dapat memberikan masukan kepada sutradara. Perwakilan client ini akan fokus kepada product placement, karena dalam beberapa kasus ada pedoman khusus yang cukup spesifik dan biasanya sangat dipahami oleh pihak client sehingga butuh eksplorasi lebih lanjut secara framing camera.

  1. Post Production

Pada tahap ini semua elemen-elemen seperti video hasil rekam, backsound, voice over, color grading, dan animasi akan di-“racik” oleh editor hingga menjadi video utuh yang memiliki nyawa dan rasa. Tugas editor disini adalah menciptakan audio visual yang memukau yang dapat menyampaikan pesan client kepada audiens.

  1. Delivery Video

Setelah melalui rangkaian tahapan pembuatan video company profile di atas, maka tahapan final yang dilakukan yaitu production house akan memberikan video hasil editing terbaik, dan juga berupa file mentah hasil shooting kepada client yang akan menjadi hak milik client yang langsung dapat digunakan sesuai dengan fungsi video company profile.

Baca Juga : Alasan Mengapa Video Company Profile Wajib Dimiliki Oleh Perusahaan

Nah itulah tahapan-tahapan yang akan dijalankan jika kamu ingin membuat video company profile. Kamu bisa hubungi production house untuk berkreasi dengan pembuatan video company profile agar dapat beradaptasi dengan perkembangan digital.

 

Read More

5 Teknik Shooting Video Menggunakan Green Screen

Membuat video dengan menggunakan teknik green screen memang semakin hari semakin mudah. Bahkan saat ini semakin dimudahkan dengan banyaknya aplikasi edit video di handphone yang sudah dapat melakukannya. Tetapi, untuk dapat menciptakan hasil video yang baik dan halus, ada beberapa hal yang sebaiknya kamu perhatikan.

Teknik green screen sendiri adalah salah satu dari teknik efek visual (visual effect) untuk menggabungkan dua gambar ke dalam satu frame. Misalnya, kamu mau membuat jokes kepada temanmu bahwa kamu baru saja liburan bersama kekasih ke Bulan. Nah, untuk membuat temanmu percaya, maka kamu buatlah sebuah video dengan teknik green screen ini. Kamu dan kekasih/kerabatmu shooting di depan green screen alias layar/kain berwarna hijau di studio atau rumahmu. Dengan aplikasi seperti Adobe After Effect, kamu bisa menggabungkan rekaman tersebut ke footage dataran bulan. Abrakadabra, kini kamu siap membuat temanmu tertawa!

Pertanyaan yang sering kali tercetus adalah kenapa harus berwarna hijau? Jawabannya simpel sekali dan mungkin ini ada di pelajaran SD/SMP, yaitu karena warna hijau merupakan warna yang tidak dimiliki sama sekali oleh pigmen kulit/tubuh manusia. Kecuali kamu mewarnai rambutmu dengan cat hijau atau kamu memakai baju warna hijau, maka warna hijau akan sangat mudah dihapus dengan rapi dengan aplikasi. Selain warna hijau warna lain yang sering dipakai untuk teknik ini adalah biru, karena warna ini juga tidak dimiliki oleh pigmen tubuh manusia bahkan dibeberapa film layar lebarpun banyak juga yang menggunakan warna biru ini. 

Nah, sekarang kamu sudah menunjukan video tersebut pada temanmu. Namun, sayang sepertinya ia malah tertawa karena video tersebut begitu kasar dan meninggalkan efek hijau di kulit dan sekiratan tubuhmu. Nah, kalau begitu masalahnya, maka kemungkinan teknik green screen yang kamu gunakan kurang rapi. Lalu, apa saja sih alasan-alasan yang membuat hasilnya tidak rapi? Yuk simak 5 Teknik Shooting Video Menggunakan Green Screen.

  1. Green Screen Berwarna Hijau Murni

Jasa Video eps-production.com

Terdapat banyak warna hijau yang sangat bervariasi hingga beragam, membuat kamu harus memikirkan hingga mengecek secara lebih detail mengenai warna yang dipakai dalam membuat video green screen milikmu, karena dari warna-warna yang beragam banyak juga terkandung warna lain, yang menyebabkan objek yang ada di dekat green screen dapat terpengaruh. Seperti salah satu contoh ialah warna hijau-tua, adanya kandungan warna coklat dalam hijau-tua, membuat kulit objek dapat terlihat transparan atau bahkan tidak terlihat karena adanya warna yang sama dengan kulit objek nantinya dan bisa jadi saat proses editing akan terjadi kesulitan untuk menghilangkan warna hijau. Maka, saran dari kami usahakanlah untuk menggunakan warna hijau murni yang tidak memiliki kandungan apa-apa pada green screen milikmu. Agar tidak adanya kandungan-kandungan lain dan tidak memiliki pengaruh terhadap objek.

Baca Juga: 4 Teknik Dasar Edit Video untuk Kamu Para Pemula

  1. Sesuaikan Wardrobe Yang Dipakai!

Jasa Video eps-production.com

Hal yang sebenarnya sangat sederhana tetapi banyak orang kadang melupakan hal ini, sesuaikan wardrobe! Kenapa? Dalam proses shooting memakai green screen tentu kita harus memikirkan bagaimana wardrobe yang dipakai. Agar tidak terjadi hal-hal yang diinginkan seperti ada warna hijau yang masuk—dan otomatis barang/objek yang berwarna hijau akan hilang saat proses editing nantinya, kami menyarankan untuk menggunakan wardrobe yang menjauhi warna hijau dan biru, Karena dapat menghindari benturan-benturan warna yang sama.

  1. Berikan Jarak Antara Objek Dengan Kamera

Mengapa harus memberikan jarak? Karena dalam pemakaian green screen selain harus memperhatikan kebocoran-kebocoran seperti lampu yang masuk ke dalam frame, hal ini juga dapat berakibat adanya pantulan yang terlihat pada green screen terhadap tubuh objek yang akan di sorot, sehingga dapat terjadi pantulan warna hijau yang masuk ke dalam objek jika jarak sangat dekat. Oleh karena itu, perhatikan juga jarak pengambilan shot yang akan kamu tentukan nantinya, agar tidak menyesal dikemudian hari!

Baca Juga: 5 Kamera Sinema Yang Digunakan Untuk Pembuatan Film Hollywood

  1. Pastikan Tesktur Dan Pencahayaan Rata

Jasa Video eps-production.com

Tekstur dan Pencahayaan yang rata, jelas membuat objek dalam Green Screen akan terlihat rapih terkhusus jika kamu melibatkan lebih dari satu orang, perihal ini justru harus benar-benar kamu perhatikan, beberapa kemungkinan jika tekstur dan pencahayaan tidak rata—ialah objek yang berada di dekat green screen saat proses editing akan mengalami ketidaksempurnaan saat meng-eliminasi warna hijau.

  1. Pakailah Tracking Point Jika Ada Pergerakan!

Jasa Video eps-production.com

Syuting dengan menggunakan Green Screen jelas membutuhkan plotting yang matang, selain itu jelas harus memiliki konsep yang jelas juga dan pakailah tracking point dalam kameramu jika kamu akan memasukan effect-effect seperti tulisan atau gambar. Sehingga  apa yang kamu konsepkan akan memiliki acuan untuk melakukan sebuah gerakan. Oleh sebab itu, Tracking Point menjadi penting yang dalam hal ini jika banyak pergerakan terutama jika ingin memakai effect-effect yang akan kamu lakukan saat shooting. Jadi, apa kamu sudah mengerti kesalahan-kesalahan apa saja saat pemakaian green screen?

Penjelasan-penjelasan diatas adalah kemungkinan-kemungkinan kesalahan yang kerap terjadi saat melakukan shooting dengan menggunakan green screen, karena itu kami ingin memberitahu kepada teman-teman disini agar tidak terjadi kesalahan seperti penjelasan diatas saat proses shooting nantinya. Apakah teman-teman punya masukan atau pendapat lain? Silahkan tulis di kolom komentar ya!!! see yaa…

Read More

7 Departemen Kru Film Pendek Atau Video

Sebuah kru film adalah sekelompok orang yang dipekerjakan perusahaan produksi untuk membuat sebuah film atau gambar bergerak. Kru berbeda dengan pemeran, yaitu aktor-aktor yang tampil di depan kamera atau mengisi suara suatu film. Kru juga terpisah dari produser, yaitu orang-orang yang memegang sebagian perusahaan film atau hak properti intelektual film. Sebuah kru film terbagi menjadi beberapa sektor, masing-masing berkecimpung dalam aspek produksi tertentu. Posisi kru film telah berevolusi selama bertahun-tahun, didorong oleh perubahan teknologi dna perkembangan jaman.

Kali ini eps-production akan menjelaskan tentang departemen-departemen apa saja yang ada dalam suatu industri film, alasannya karena kami ingin agar kalian bisa memahami cara kerja hierarki, sebagaimana yang diterapkan dalam industri. Dengan memahami struktur kerja hirarki, diharapkan kalian bisa menerapkannya. Struktur ini diterapkan karena lebih efektif dan efisien. Masing-masing peran memiliki fokus pada tugasnya masing-masing, sehingga tidak ada tenaga atau waktu yang terbuang sia-sia.

Secara garis besar, produksi suatu film dibagi ke dalam beberapa departemen. Departemen-departemen tersebut dipimpin oleh pemimpinnya masing-masing. Masing-masing departemen memiliki fungsi dan perannya dan bekerjasama untuk mewujudkan visi yang diberikan sutradara.

Departemen-departemen tersebut antara lain departemen produksi (dipimpin produser), departemen penyutradaraan (dipimpin sutradara), departemen artistik (dipimpin penata artistik / production designer), departemen kamera (dipimpin penata kamera), departemen suara (dipimpin penata suara), departemen kostum (dipimpin penata kostum utama), departemen makeup (dipimpin penata rias utama), departemen post-production (dipimpin post-pro supervisor).

Susunan Crew dalam pembuatan film :

  1. Departemen Produksi

Produser: Bertanggung jawab pada satu produksi film secara keseluruhan. Memimpin manajemen produksi, dari awal hingga akhir, agar sebuah film dapat terselesaikan dengan baik. Produser menginisiasi sebuah project, mencarikan dana / funding, mencari dan memilih tenaga kerja yang akan terlibat, hingga melakukan supervisi terhadap proses pembuatan film secara keseluruhan.

Produser Pelaksana / Line Producer: ‘Tangan kanan’ produser untuk urusan teknis. Ibaratnya, produser merancang satu produksi secara kesuluruhan (plafon budget, timeline, tenaga kerja, dsb), produser pelaksana yang menjalankan rancangan tersebut setiap harinya. Itu sebabnya ia disebut produser pelaksana.

Manajer Unit Produksi / Unit Production Manager : Bekerja dibawah supervisi produser pelaksana, manajer produksi bertugas memastikan segala sesuatu yang bersinggungan dengan produksi (hal-hal fisik bukan kreatif) berjalan dengan baik. Ia memastikan semua kru dalam kondisi baik, tidak ada peralatan yang rusak, tidak ada alat yang keluar dari rancangan budget, memesan dan memastikan logistik datang tepat waktu, dan lain sebagainya.

Akuntan Produksi: Memantau dan mengelola perputaran kas dalam satu produksi. Melakukan tugas-tugas bendahara, antara lain mencatat pemasukan dan pengeluaran selama produksi, bekerjasama dengan produser pelaksana agar budget dapat terjaga dengan baik, dsb.

Manajer Lokasi: Manajer lokasi (biasa bekerja sebagai tim dengan location scout), bertugas mencari lokasi yang sesuai dengan visi sutradara. Ia juga bertugas untuk mengurus segala perizinan, mulai dari biaya sewa, izin keramaian polisi, uang keamanan preman, dsb, agar syuting dapat berjalan dengan aman dan tenteram.

Production Assistant: Biasa disebut PU (Pembantu Umum), bertugas untuk membantu tim produksi secara generik. Apabila ada kebutuhan mendesak secara tiba-tiba, maka production assistant lah yang bergerak cepat dan mobile. Pembantu umum juga membantu menyiapkan logistik konsumsi dan mendistribusikannya ke kru.

  1. Departemen Penyutradaraan
Jasa Video eps-production.com

Christopher Nolan

Sutradara: Penanggungjawab kreatif utama dalam produksi film. Berkontribusi di segala aspek, mulai dari penentuan plot & alur cerita, memilih pemeran, memilih kru-kru utama, menentukan bloking pemeran, pengembangan karakter, memilih lokasi yang dibutuhkan cerita, referensi musik, pergerakan kamera, pilihan shot, dan hal-hal kreatif lainnya. Dengan bantuan kru dari berbagai departemen, sutradara memastikan visinya dapat terlaksana sebaik mungkin.

Asisten Sutradara 1: Membantu sutradara dalam urusan jadwal, manajemen pemeran dan kru (jadwal panggilan kru & pemeran ke lokasi), jadwal makan dan istirahat, jadwal set alat (kamera, lampu, artistik), dsb. Ia harus memastikan jadwal dapat berjalan tepat waktu dan tidak ada adegan yang tidak terambil. Apabila ada jadwal yang ngaret, ia juga mesti berpikir cepat untuk merombak jadwal agar tak ada adegan yang harus dikorbankan.

Asisten Sutradara 2: Bertugas membantu sutradara menyutradarai figuran (extras). Ia juga bertugas membantu asisten sutradara 1 dalam menyusun jadwal. Selain itu, setiap hari syuting, asisten sutradara 2 bertugas mengetik call sheet (jadwal panggilan untuk kru & pemeran di hari syuting berikutnya).

Penulis: Bersama sutradara, mengembangkan cerita dari coretan hingga menjadi naskah. Ia bertugas memastikan cerita dapat bergerak dengan baik. Ia juga mengembangkan karakter-karakter dalam film agar believable dan relatable dengan penonton.

Script Continuity: Senjata utamanya adalah kamera pocket. Ia bertugas memotret setiap hal visual yang muncul di dalam frame agar terjaga kesinambungannya di setiap adegan. Misalnya: jika di shot sebelumnya, pemeran A memegang pensil di tangan kiri ketika berbicara, maka di shot berikutnya script continuity harus mengingatkan agar pensil tetap di tangan kiri. Lebih tricky lagi untuk syuting jumping (urutan adegan diambil acak), maka ia harus berhati-hati dalam memperhatikan hal-hal visual yang muncul di frame.

Casting Director: Bertugas memilih aktor untuk memerankan karakter sesuai kebutuhan cerita. Mereka akan berdiskusi dan berkonsultasi dengan sutradara. Setelah sutradara menceritakan visi dan kebutuhan ceritanya, casting director akan membantunya mencarikan pemeran yang dibutuhkan.

Kordinator Pemeran: Di lokasi syuting, perannya cukup vital. Kordinator pemeran mengatur jadwal pemeran sesuai dengan jadwal yang sudah disiapkan oleh asisten sutradara. Asisten sutradara akan memanggil pemeran untuk masuk atau keluar dari set dan kordinator pemeran bertuga mengkoordinasikannya dengan para aktor. Kordinator pemeran juga bertugas menyalurkan logistik ke para pemeran dari tim produksi.

  1. Departemen Kamera

Penata Kamera: Biasa disebut Director of Photography (DP) atau Sinematografer. Sebutan sinematografer biasanya dipakai apabila DP dan operator kamera adalah orang yang sama. Penata kamera bertugas sebagai ‘penerjemah’ sutradara dalam level teknis pengambilan gambar. Penata Kamera berdiskusi dengan sutradara dan memberi masukan perihal teknis pengambilan gambar, mulai dari jenis kamera, lensa, pendekatan gambar, lighting, tone warna, dsb. Semua dikerjakan sesuai dengan kebutuhan cerita menurut visi sutradara. Singkatnya, sutradara menjelaskan pada DP tampilan visual seperti apa yang ia inginkan, dan DP yang akan memilih lensa, filter, lighting, komposisi, dsb untuk memberikan efek estetis tertentu pada penonton.

Operator Kamera: Sesuai dengan namanya, ia bertugas mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan penata kamera (DP). Seringkali, penata kamera dan operator kamera adalah orang yang sama.

Asisten Penata Kamera: Biasa disebut juga focus puller. Tugasnya adalah memastikan semua gambar yang diambil fokus. Asisten penata kamera juga bertugas merakit dan membongkar rigging kamera di awal dan akhir syuting.

Clapper: Bertugas memberikan identitas pada gambar yang sedang diambil. Film pendek bisa terdiri dari belasan bahkan puluhan adegan, apalagi film panjang. Agar tak bingung ketika disunting, setiap gambar yang diambil diberikan identitas sesuai nomor scene dan shot yang ditulis di naskah.

Digital Imaging Technician (DIT): Hanya pembuatan film di era digital yang mengenal jabatan ini. DIT bertugas mengarsip dan membackup data yang sudah selesai diambil. Gambar-gambar yang telah diambil akan dikelola oleh DIT untuk  tidak hanya dipindahkan ke tempat penyimpanan seperti harddisk, tetapi juga di compress untuk proses selanjutnya di paska produksi. DIT juga bertugas menerapkan beberapa adjustment pada gambar yang sudah diambil sesuai dengan arahan penata kamera, misalnya terang gelap, tone warna, dsb.

Gaffer: Ketua urusan pencahayaan (lampu). Dengan arahan dari DP, gaffer membuat desain pencahayaan dan tata letak lampu agar visi sutradara dapat terwujud.

Best Boy (Lighting): Asisten gaffer. Ketimbang gaffer yang lebih banyak mengurus teknis pencahayaan, best boy lebih banyak berkutat pada urusan logistik, seperti manajemen alat.

Key Grip: Selain lampu, ada beberapa perlengkapan lain yang sering dipakai di lokasi film, antara lain polyfoam (stirofoam untuk reflector), diffuser, butterfly, dolly track, kaki lampu, flag, dsb. Key grip adalah kepala untuk urusan-urusan tersebut.

Best Boy (Grip): Membantu key grip.

  1. Departemen Artistik

Jasa Video eps-production.com

Penata Artistik / Production Designer: Sebetulnya jabatan production designer dan art director (penata artistik) adalah jabatan yang berbeda. Production designer adalah perancang tampilan visual film secara keseluruhan, mulai dari warna set, props, pattern, warna pakaian, makeup, dsb. Namun di Indonesia, jabatan ini belum banyak dipakai. Oleh karena itu, kita lebih sering menemukan penata kostum dan rias bekerja secara terpisah dengan tim artistik, padahal semestinya mereka bekerja di bawah satu rancangan  visual yang sama. Berbeda dengan production designer, penata artistik lebih fokus pada urusan artistik (set dan props saja). Ialah yang merancang tampilan interior sebuah set, beserta menyiapkan properti-properti yang dibutuhkan oleh cerita.

Asisten Penata Artistik: Bertugas membantu penata artistik dalam tugas di lapangan. Kadang merangkap sebagai standby art director alias penata artisitik yang standby di set untuk segera mengatur set dan props sesuai kebutuhan framing. Biasanya penata artistik lebih banyak duduk di depan monitor bersama sutradara, sementara asisten penata artistik lebih banyak di set untuk mendengar masukan dari penata artistik.

Set Designer: Bekerja di bawah komando penata artsitik. Bertugas merancang set sesuai (baik eksterior maupun interior) sesuai dengan arahan penata artistik.

Set Dresser: Set dresser memutuskan barang-barang apa saja yang akan diletakan di dalam set sesuai dengan arahan set designer dan penata artistik.

Prop Master: Bertugas mendata, mencari, dan mengelola props yang digunakan dalam film. Props adalah benda-benda di dalam set yang dapat dipindahkan dengan mudah, seperti pisau, buku, telepon genggam, makanan, dsb.

Runner / Buyer: Bergerak cepat di lokasi apabila ada kebutuhan mendadak. Ia juga bertugas membeli/menyewa barag-barang yang telah didata oleh prop master dan set designer.

  1. Departemen Suara

Jasa Video eps-production.com

Production Sound Mixer: Kepala departemen suara. Ia bertugas memonitor, mengatur leveling, melakukan mixing, hingga memilih microphone yang akan digunakan selama syuting.

Boom Operator: Membantu sound mixer memrekam suara lewat boom.

Asisten Sound: Biasanya bertugas mencatat sound report (laporan perekaman suara agar memudahkan proses sync di paska produksi).

  1. Departemen Kostum & Rias

Jasa Video eps-production.com

Penata Kostum: Bertugas mendesain pakaian dan/atau memilih kostum sesuai kebutuhan cerita & karakter.

Penata Rias: Bertugas merias pemain sesuai kebutuhan cerita & karakter.

Penata Rambut: Bertugas merias  rambut pemain sesuai kebutuhan cerita & karakter.

  1. Departemen Post-Production

Jasa Video eps-production.com

Post-Production Supervisor: Membantu produser dalam mengelola proses paska produksi, mulai dari mengatur jadwal hingga mengelola sumber daya manusia.

Editor: Bertugas memilih dan memilah gambar yang sudah diambil di proses syuting. Proses editing dilakukan secara kreatif bersama sutradara. Biasanya editor dibantu oleh beberapa asisten yang bertugas sebelum pemotongan dan penyusunan gambar dimulai.

Colorist: Di era digital, colorist bertugas melakukan penyesuaian warna agar semua gambar yang diambil memiliki karakter yang sesuai dengan kebutuhan (color correction), sebelum lalu mewarnai untuk memberikan nuansa tersendiri bagi hasil akhir filmnya (color grading).

Visual Effect Artist: Apabila film membutuhkan visual effect tambahan, maka visual effect artist bertugas membuat visual effect sesuai dengan kebutuhan cerita.

Rotoscope Artist: Biasanya banyak hal yang tidak diinginkan tidak sengaja terekam di proses syuting, sebut saja kabel malang melintang di set, atau misalnya naskah kru yang tertinggal di dalam set. Rotoscope artist bertugas menghapus objek-objek yang tidak diinginkan tersebut.

Sound Designer: Setelah selesai disunting oleh editor dan gambar telah dikunci (picture lock), maka hasil editing akan diteruskan ke departemen suara. Sound designer bertugas melakukan penyelarasan serta menambahkan berbagai elemen kreatif lain agar gambar yang telah disunting dapat lebih berbicara. Ia bekerja bersama editor dan sutradara.

Dialogue Editor: Tugasnya spesifik mengedit dialog agar semua terdengar dengan baik.

Composer: Bertugas membuat musik (score) sesuai dengan kebutuhan cerita.

Foley Artist: Bertugas merekam foley. Foley adalah manipulasi efek suara tambahan agar gambar dapat lebih berbicara, misalnya suara langkah kaki, gesekan props, dan gerakan-gerakan lain yang mungkin tidak terlalu terdengar di rekaman saat syuting.

demikian pembahasan kali ini mengenai  susunan lengkap 7 Departemen Kru Film atau Video yang biasa kamu terapkan dalam produksi film pendek kamu . Kira-kira kamu cocok masuk di departemen mana ya?

Baca Juga :

5 Kamera Sinema Yang Digunakan Untuk Pembuatan Film

Kamu Ingin Jadi Aktor Film Profesional?

10 Alat Ini Dapat Membuat Film Pendek Kamu Lebih Berkualitas

Read More

(WA WEB) Cara Pakai Whatsapp Web Di Laptop Atau PC Kamu

Mungkin kita sudah tidak asing lagi dengan aplikasi WhatsApp yang umum digunakan mulai dari sekedar hanya untuk chating, bahkan saat ini aplikasi WhatsApp dignakan kebanyakan orang untuk keperluan bisnis yaitu WhatsApp Business. Nah, kamu sudah tau belum jika WhatsApp sendiri juga ternyata dapat kamu akses langsung loh di Laptop atau PC kamu?. WA Web atau WhatsApp web merupakan fasilitas dari aplikasi WhatsApp yang memudahkan penggunanya membuka melalui laptop atau PC. Selama ini, WhatsApp sering kali dipakai hanya di perangkat handphone (HP).
Jasa Video eps-production.com
WhatsApp berfungsi menghubungkan komunikasi di berbagai belahan dunia. Ada banyak cara berkomunikasi yang ditawarkan oleh WhatsApp, mulai dari chat, telfon suara hingga telfon video.

Nah, berdasarkan penjelasan di atas kali ini eps-production ingin memberikan sedikit tutorial cara membuka WhatsApp Web atau WA Web di Laptop atau Pc kamu. Berikut cara menggunakan WA Web di laptop dan pc kamu:

1. Buka Situs WA Web

Jasa Video eps-production.com

Langkah pertama yang perlu dilakukan, yakni membuka situs di alamat web.whatsapp.com. Kemudian, pada layar akan muncul WhatsApp Web scan QR code atau kamu bisa langsung mengetik WA Web di browser kamu.

Baca Juga: 4 Spesifikasi PC Yang Kamu Butuhkan Sebagai Editor Video

2. Hubungkan dengan HP

Jasa Video eps-production.com

Agar bisa menggunakan WA Web, maka pengguna perlu membuka aplikasinya WhatsApp dari handphone dan menuju bagian setting atau pengaturan dan pilih WhatApp Web/Desktop untuk pengguna Iphone. Sedangkan untuk pengguna Android bisa dilakukan dengan menuju menu dan pilih WhatsApp Web. Setelah memilih WhatsApp Web, pengguna akan diarahkan untuk melakukan scan QR code yang tampil. Setelah berhasil melakukan scan, secara otomatis WhatsApp akan muncul di layar laptop atau pc kamu.

3. Cara Keluar

Jasa Video eps-production.com

Bila ingin keluar dari WA Web, pengguna harus membuka kembali aplikasi WhatsApp di handphone dan memilih menu WhatsApp Web lalu log-out atau keluar. Selain itu, pengguna juga bisa langsung keluar dari WA Web dengan memilih menu yang sebelah kanan profil tampilan WA Web.

Pengguna dihimbau untuk  selalu berhati-hati ketika menggunakan WA Web terutama jika memakai perangkat laptop atau pc orang lain, karena bila tak mengeluarkannya maka semua data akan tersimpan di Laptop atau Pc yang digunakan tersebut.

Semoga tips kali ini bermanfaat dan selamat mencoba!

Baca Juga:

5 Rekomendasi Laptop Editing Video Terbaik

9 Macam Shot Types Dalam Pengambilan Gambar Yang Harus Kamu Tau

4 Alasan Penting Dan Manfaat Memiliki Video Company Profile

Read More