7 Departemen Kru Film Pendek Atau Video

Sebuah kru film adalah sekelompok orang yang dipekerjakan perusahaan produksi untuk membuat sebuah film atau gambar bergerak. Kru berbeda dengan pemeran, yaitu aktor-aktor yang tampil di depan kamera atau mengisi suara suatu film. Kru juga terpisah dari produser, yaitu orang-orang yang memegang sebagian perusahaan film atau hak properti intelektual film. Sebuah kru film terbagi menjadi beberapa sektor, masing-masing berkecimpung dalam aspek produksi tertentu. Posisi kru film telah berevolusi selama bertahun-tahun, didorong oleh perubahan teknologi dna perkembangan jaman.

Kali ini eps-production akan menjelaskan tentang departemen-departemen apa saja yang ada dalam suatu industri film, alasannya karena kami ingin agar kalian bisa memahami cara kerja hierarki, sebagaimana yang diterapkan dalam industri. Dengan memahami struktur kerja hirarki, diharapkan kalian bisa menerapkannya. Struktur ini diterapkan karena lebih efektif dan efisien. Masing-masing peran memiliki fokus pada tugasnya masing-masing, sehingga tidak ada tenaga atau waktu yang terbuang sia-sia.

Secara garis besar, produksi suatu film dibagi ke dalam beberapa departemen. Departemen-departemen tersebut dipimpin oleh pemimpinnya masing-masing. Masing-masing departemen memiliki fungsi dan perannya dan bekerjasama untuk mewujudkan visi yang diberikan sutradara.

Departemen-departemen tersebut antara lain departemen produksi (dipimpin produser), departemen penyutradaraan (dipimpin sutradara), departemen artistik (dipimpin penata artistik / production designer), departemen kamera (dipimpin penata kamera), departemen suara (dipimpin penata suara), departemen kostum (dipimpin penata kostum utama), departemen makeup (dipimpin penata rias utama), departemen post-production (dipimpin post-pro supervisor).

Susunan Crew dalam pembuatan film :

  1. Departemen Produksi

Produser: Bertanggung jawab pada satu produksi film secara keseluruhan. Memimpin manajemen produksi, dari awal hingga akhir, agar sebuah film dapat terselesaikan dengan baik. Produser menginisiasi sebuah project, mencarikan dana / funding, mencari dan memilih tenaga kerja yang akan terlibat, hingga melakukan supervisi terhadap proses pembuatan film secara keseluruhan.

Produser Pelaksana / Line Producer: ‘Tangan kanan’ produser untuk urusan teknis. Ibaratnya, produser merancang satu produksi secara kesuluruhan (plafon budget, timeline, tenaga kerja, dsb), produser pelaksana yang menjalankan rancangan tersebut setiap harinya. Itu sebabnya ia disebut produser pelaksana.

Manajer Unit Produksi / Unit Production Manager : Bekerja dibawah supervisi produser pelaksana, manajer produksi bertugas memastikan segala sesuatu yang bersinggungan dengan produksi (hal-hal fisik bukan kreatif) berjalan dengan baik. Ia memastikan semua kru dalam kondisi baik, tidak ada peralatan yang rusak, tidak ada alat yang keluar dari rancangan budget, memesan dan memastikan logistik datang tepat waktu, dan lain sebagainya.

Akuntan Produksi: Memantau dan mengelola perputaran kas dalam satu produksi. Melakukan tugas-tugas bendahara, antara lain mencatat pemasukan dan pengeluaran selama produksi, bekerjasama dengan produser pelaksana agar budget dapat terjaga dengan baik, dsb.

Manajer Lokasi: Manajer lokasi (biasa bekerja sebagai tim dengan location scout), bertugas mencari lokasi yang sesuai dengan visi sutradara. Ia juga bertugas untuk mengurus segala perizinan, mulai dari biaya sewa, izin keramaian polisi, uang keamanan preman, dsb, agar syuting dapat berjalan dengan aman dan tenteram.

Production Assistant: Biasa disebut PU (Pembantu Umum), bertugas untuk membantu tim produksi secara generik. Apabila ada kebutuhan mendesak secara tiba-tiba, maka production assistant lah yang bergerak cepat dan mobile. Pembantu umum juga membantu menyiapkan logistik konsumsi dan mendistribusikannya ke kru.

  1. Departemen Penyutradaraan
Jasa Video eps-production.com

Christopher Nolan

Sutradara: Penanggungjawab kreatif utama dalam produksi film. Berkontribusi di segala aspek, mulai dari penentuan plot & alur cerita, memilih pemeran, memilih kru-kru utama, menentukan bloking pemeran, pengembangan karakter, memilih lokasi yang dibutuhkan cerita, referensi musik, pergerakan kamera, pilihan shot, dan hal-hal kreatif lainnya. Dengan bantuan kru dari berbagai departemen, sutradara memastikan visinya dapat terlaksana sebaik mungkin.

Asisten Sutradara 1: Membantu sutradara dalam urusan jadwal, manajemen pemeran dan kru (jadwal panggilan kru & pemeran ke lokasi), jadwal makan dan istirahat, jadwal set alat (kamera, lampu, artistik), dsb. Ia harus memastikan jadwal dapat berjalan tepat waktu dan tidak ada adegan yang tidak terambil. Apabila ada jadwal yang ngaret, ia juga mesti berpikir cepat untuk merombak jadwal agar tak ada adegan yang harus dikorbankan.

Asisten Sutradara 2: Bertugas membantu sutradara menyutradarai figuran (extras). Ia juga bertugas membantu asisten sutradara 1 dalam menyusun jadwal. Selain itu, setiap hari syuting, asisten sutradara 2 bertugas mengetik call sheet (jadwal panggilan untuk kru & pemeran di hari syuting berikutnya).

Penulis: Bersama sutradara, mengembangkan cerita dari coretan hingga menjadi naskah. Ia bertugas memastikan cerita dapat bergerak dengan baik. Ia juga mengembangkan karakter-karakter dalam film agar believable dan relatable dengan penonton.

Script Continuity: Senjata utamanya adalah kamera pocket. Ia bertugas memotret setiap hal visual yang muncul di dalam frame agar terjaga kesinambungannya di setiap adegan. Misalnya: jika di shot sebelumnya, pemeran A memegang pensil di tangan kiri ketika berbicara, maka di shot berikutnya script continuity harus mengingatkan agar pensil tetap di tangan kiri. Lebih tricky lagi untuk syuting jumping (urutan adegan diambil acak), maka ia harus berhati-hati dalam memperhatikan hal-hal visual yang muncul di frame.

Casting Director: Bertugas memilih aktor untuk memerankan karakter sesuai kebutuhan cerita. Mereka akan berdiskusi dan berkonsultasi dengan sutradara. Setelah sutradara menceritakan visi dan kebutuhan ceritanya, casting director akan membantunya mencarikan pemeran yang dibutuhkan.

Kordinator Pemeran: Di lokasi syuting, perannya cukup vital. Kordinator pemeran mengatur jadwal pemeran sesuai dengan jadwal yang sudah disiapkan oleh asisten sutradara. Asisten sutradara akan memanggil pemeran untuk masuk atau keluar dari set dan kordinator pemeran bertuga mengkoordinasikannya dengan para aktor. Kordinator pemeran juga bertugas menyalurkan logistik ke para pemeran dari tim produksi.

  1. Departemen Kamera

Penata Kamera: Biasa disebut Director of Photography (DP) atau Sinematografer. Sebutan sinematografer biasanya dipakai apabila DP dan operator kamera adalah orang yang sama. Penata kamera bertugas sebagai ‘penerjemah’ sutradara dalam level teknis pengambilan gambar. Penata Kamera berdiskusi dengan sutradara dan memberi masukan perihal teknis pengambilan gambar, mulai dari jenis kamera, lensa, pendekatan gambar, lighting, tone warna, dsb. Semua dikerjakan sesuai dengan kebutuhan cerita menurut visi sutradara. Singkatnya, sutradara menjelaskan pada DP tampilan visual seperti apa yang ia inginkan, dan DP yang akan memilih lensa, filter, lighting, komposisi, dsb untuk memberikan efek estetis tertentu pada penonton.

Operator Kamera: Sesuai dengan namanya, ia bertugas mengoperasikan kamera sesuai dengan arahan penata kamera (DP). Seringkali, penata kamera dan operator kamera adalah orang yang sama.

Asisten Penata Kamera: Biasa disebut juga focus puller. Tugasnya adalah memastikan semua gambar yang diambil fokus. Asisten penata kamera juga bertugas merakit dan membongkar rigging kamera di awal dan akhir syuting.

Clapper: Bertugas memberikan identitas pada gambar yang sedang diambil. Film pendek bisa terdiri dari belasan bahkan puluhan adegan, apalagi film panjang. Agar tak bingung ketika disunting, setiap gambar yang diambil diberikan identitas sesuai nomor scene dan shot yang ditulis di naskah.

Digital Imaging Technician (DIT): Hanya pembuatan film di era digital yang mengenal jabatan ini. DIT bertugas mengarsip dan membackup data yang sudah selesai diambil. Gambar-gambar yang telah diambil akan dikelola oleh DIT untuk  tidak hanya dipindahkan ke tempat penyimpanan seperti harddisk, tetapi juga di compress untuk proses selanjutnya di paska produksi. DIT juga bertugas menerapkan beberapa adjustment pada gambar yang sudah diambil sesuai dengan arahan penata kamera, misalnya terang gelap, tone warna, dsb.

Gaffer: Ketua urusan pencahayaan (lampu). Dengan arahan dari DP, gaffer membuat desain pencahayaan dan tata letak lampu agar visi sutradara dapat terwujud.

Best Boy (Lighting): Asisten gaffer. Ketimbang gaffer yang lebih banyak mengurus teknis pencahayaan, best boy lebih banyak berkutat pada urusan logistik, seperti manajemen alat.

Key Grip: Selain lampu, ada beberapa perlengkapan lain yang sering dipakai di lokasi film, antara lain polyfoam (stirofoam untuk reflector), diffuser, butterfly, dolly track, kaki lampu, flag, dsb. Key grip adalah kepala untuk urusan-urusan tersebut.

Best Boy (Grip): Membantu key grip.

  1. Departemen Artistik

Jasa Video eps-production.com

Penata Artistik / Production Designer: Sebetulnya jabatan production designer dan art director (penata artistik) adalah jabatan yang berbeda. Production designer adalah perancang tampilan visual film secara keseluruhan, mulai dari warna set, props, pattern, warna pakaian, makeup, dsb. Namun di Indonesia, jabatan ini belum banyak dipakai. Oleh karena itu, kita lebih sering menemukan penata kostum dan rias bekerja secara terpisah dengan tim artistik, padahal semestinya mereka bekerja di bawah satu rancangan  visual yang sama. Berbeda dengan production designer, penata artistik lebih fokus pada urusan artistik (set dan props saja). Ialah yang merancang tampilan interior sebuah set, beserta menyiapkan properti-properti yang dibutuhkan oleh cerita.

Asisten Penata Artistik: Bertugas membantu penata artistik dalam tugas di lapangan. Kadang merangkap sebagai standby art director alias penata artisitik yang standby di set untuk segera mengatur set dan props sesuai kebutuhan framing. Biasanya penata artistik lebih banyak duduk di depan monitor bersama sutradara, sementara asisten penata artistik lebih banyak di set untuk mendengar masukan dari penata artistik.

Set Designer: Bekerja di bawah komando penata artsitik. Bertugas merancang set sesuai (baik eksterior maupun interior) sesuai dengan arahan penata artistik.

Set Dresser: Set dresser memutuskan barang-barang apa saja yang akan diletakan di dalam set sesuai dengan arahan set designer dan penata artistik.

Prop Master: Bertugas mendata, mencari, dan mengelola props yang digunakan dalam film. Props adalah benda-benda di dalam set yang dapat dipindahkan dengan mudah, seperti pisau, buku, telepon genggam, makanan, dsb.

Runner / Buyer: Bergerak cepat di lokasi apabila ada kebutuhan mendadak. Ia juga bertugas membeli/menyewa barag-barang yang telah didata oleh prop master dan set designer.

  1. Departemen Suara

Jasa Video eps-production.com

Production Sound Mixer: Kepala departemen suara. Ia bertugas memonitor, mengatur leveling, melakukan mixing, hingga memilih microphone yang akan digunakan selama syuting.

Boom Operator: Membantu sound mixer memrekam suara lewat boom.

Asisten Sound: Biasanya bertugas mencatat sound report (laporan perekaman suara agar memudahkan proses sync di paska produksi).

  1. Departemen Kostum & Rias

Jasa Video eps-production.com

Penata Kostum: Bertugas mendesain pakaian dan/atau memilih kostum sesuai kebutuhan cerita & karakter.

Penata Rias: Bertugas merias pemain sesuai kebutuhan cerita & karakter.

Penata Rambut: Bertugas merias  rambut pemain sesuai kebutuhan cerita & karakter.

  1. Departemen Post-Production

Jasa Video eps-production.com

Post-Production Supervisor: Membantu produser dalam mengelola proses paska produksi, mulai dari mengatur jadwal hingga mengelola sumber daya manusia.

Editor: Bertugas memilih dan memilah gambar yang sudah diambil di proses syuting. Proses editing dilakukan secara kreatif bersama sutradara. Biasanya editor dibantu oleh beberapa asisten yang bertugas sebelum pemotongan dan penyusunan gambar dimulai.

Colorist: Di era digital, colorist bertugas melakukan penyesuaian warna agar semua gambar yang diambil memiliki karakter yang sesuai dengan kebutuhan (color correction), sebelum lalu mewarnai untuk memberikan nuansa tersendiri bagi hasil akhir filmnya (color grading).

Visual Effect Artist: Apabila film membutuhkan visual effect tambahan, maka visual effect artist bertugas membuat visual effect sesuai dengan kebutuhan cerita.

Rotoscope Artist: Biasanya banyak hal yang tidak diinginkan tidak sengaja terekam di proses syuting, sebut saja kabel malang melintang di set, atau misalnya naskah kru yang tertinggal di dalam set. Rotoscope artist bertugas menghapus objek-objek yang tidak diinginkan tersebut.

Sound Designer: Setelah selesai disunting oleh editor dan gambar telah dikunci (picture lock), maka hasil editing akan diteruskan ke departemen suara. Sound designer bertugas melakukan penyelarasan serta menambahkan berbagai elemen kreatif lain agar gambar yang telah disunting dapat lebih berbicara. Ia bekerja bersama editor dan sutradara.

Dialogue Editor: Tugasnya spesifik mengedit dialog agar semua terdengar dengan baik.

Composer: Bertugas membuat musik (score) sesuai dengan kebutuhan cerita.

Foley Artist: Bertugas merekam foley. Foley adalah manipulasi efek suara tambahan agar gambar dapat lebih berbicara, misalnya suara langkah kaki, gesekan props, dan gerakan-gerakan lain yang mungkin tidak terlalu terdengar di rekaman saat syuting.

demikian pembahasan kali ini mengenai  susunan lengkap 7 Departemen Kru Film atau Video yang biasa kamu terapkan dalam produksi film pendek kamu . Kira-kira kamu cocok masuk di departemen mana ya?

Baca Juga :

5 Kamera Sinema Yang Digunakan Untuk Pembuatan Film

Kamu Ingin Jadi Aktor Film Profesional?

10 Alat Ini Dapat Membuat Film Pendek Kamu Lebih Berkualitas

Read More

10 Alat Ini Dapat Membuat Film Pendek Kamu Lebih Berkualitas loh! Yuk Simak Penjelasannya.

Perkembangan dunia teknologi saat ini semakin meningkat, kamera telah mengubah orang untuk lebih kreatif dalam menghasilkan film pendek. Dengan berbekal kamera DSLR atau Mirrorless, seseorang yang tidak memiliki latar belakang cinematography pun kini mampu untuk membuat karya film yang layak tonton.

Bahkan kini dengan hanya mengandalkan smartphone canggih – yang memiliki resolusi kamera tinggi – seseorang dapat membuat film tentang aktivitas traveling, wisata kuliner, acara reuni, bahkan film pendek.

Kamu pun bisa melakukannya dengan menggunakan kamera foto atau ponsel untuk membuat karya film pendek atau video documenter sendiri. Tema kehidupan sosial atau human interest cukup banyak bisa dijumpai di sekitar lingkungan kamu. Berikut kami sajikan sejumlah rekomendasi alat film yang bisa Kamu gunakan untuk membuat sebuah film pendek atau video dokumenter.

10 Alat Yang Kamu Butuhkan Untuk Membuat Film Pendek Lebih Berkualitas :

1. Kamera

 

Jasa Video eps-production.com

Kamera menjadi alat film pertama yang kamu butuhkan dalam pembuatan film dokumenter atau film pendek. Saat ini, sebagian besar kamera bisa menghasilkan gambar beresolusi tinggi dan memiliki kemampuan merekam video berkualitas HD bahkan 4K. Itulah sebabnya banyak yang memanfaatkan kamera DSLR atau Mirrorless untuk mengurangi bujet produksi sebuah film. Namun ketika akan membuat film atau video dokumenter dengan menggunakan kamera DSLR atau Mirrorless pastikan kamera tersebut telah memiliki fitur Image Stabilization.

Adanya fitur Image Stabilizer akan mengurangi gambar yang bergoyang atau blur. Beberapa produsen kamera memiliki istilah masing-masing untuk penyebutan fitur ini. Canon dan Sony menggunakan istilah Image Stabilization (IS) sementara Nikon menggunakan istilah Vibration Reduction).

Seperti disinggung di atas, penggunaan smartphone pun saat ini sudah dapat menghasilkan sebuah karya film pendek atau video documenter yang dapat dipertimbangkan. Kebanyakan pembuat film indie mempercayakan pada iPhone untuk mencapai hasil yang memuaskan. Tristan Pope, yang sebelumnya bekerja Blizzard Entertainment, membuat film “Romance in NYC” berdurasi 15 menit dengan iPhone 6. Pembuatan film tersebut pernah didanai dari Kickstarter, sebelum diedarkan ke public.

2. Lensa

Jasa Video eps-production.com

Salah satu alasan utama bagi sebagian besar orang yang memilih kamera DSLR atau digital single-lens reflex dan kamera Mirrorless adalah keleluasaan untuk bergonta-ganti lensa. Sebagai pembanding, kamera video seharga di bawah US$ 5.000 atau Rp 66 juta, hanya memiliki satu lensa fix yang digunakan untuk merekam berbagai situasi. Nah, dengan berbekal DSLR atau Mirrorless maka Kamu memiliki pilihan untuk menggunakan lensa sesuai dengan situasi atau angle yang akan direkam.

Ketika Kamu membuat film narasi, maka yang diperlukan adalah lensa memiliki panjang rana (focal length) yang fix atau lensa-lensa “unggulan”. Beda kasus ketika merekam film documenter, maka perlu lensa yang memiliki kemampuan zoom. Jika berbicara mengenai aperture, maka sebaiknya Kamu gunakan lensa-lensa unggulan (prime lenses). Kamu akan dipaksa untuk berpikir mengenai penempatan kamera yang tepat dan tak hanya menggunakan zoom in-out saja.

Sebaiknya ketika akan membeli lensa, pilih yang keluaran pabrikan atau sama mereknya dengan kamera kamu. Misalnya kamu menggunakan kamera Nikon, maka pilih lensa Nikkor. Rekomendasi lensa yang dapat dipilih adalah 28 milimeter f/1.8, 50 milimeter f/1.4 dan 85 milimeter f/1.8. Kamu tinggal menyesuaikan dengan kamera yang digunakan.

Baca Juga : Perbedaan Lensa Foto Dan Lensa Movie Cinema

3. Audio

Jasa Video eps-production.com

Audio adalah aspek penting juga yang perlu diperhatikan saat membuat film atau video dokumenter. Kamu juga memerlukan alat perekam suara eksternal. Alat ini sangat vital karena Kamu bisa mengambil trek suara lebih jelas dari pada hanya menggunakan microphone kamera yang kualitasnya rendah. Salah satu sound recorder yang mumpuni dan direkomendasi para videographer adalah Zoom H4N. Perekam suara ini memiliki 4 channel audio recorder, 2 built in Stereo Condensor + 2 external input combo dengan phantom power. Bahkan Zoom H4N hingga saat ini masih menjadi standar sound equipment bagi industri film.
Selain perekam suara, Kamu juga memerlukan mikrofon (microphone). Ada tiga pilihan microphone untuk pengambilan suara sesuai kebutuhan, yaitu shotgun micboom mic, dan clip-on. Untuk jenis video dokumenter maka akan lebih sering menggunakan mic jenis clip-on, sementara untuk film pendek biasa menggunakan boom mic. Sedangkan shotgun mic kebanyakan digunakan untuk video reportase.

4. Filter

Jasa Video eps-production.com

Alat film yang selanjutnya adalah filter lensa, Ketika merekam kamu video maka akan muncul keterbatasan dalam hal kecepatan rana (shutter speed) yaitu menggandakan frame rate. Sebagai contoh saat kamu merekam video 24p dan ingin kecepatan rananya 1/48 detik (dimana kecepatan rana DSLR 1/50 detik) maka tidak bisa mengontrol exposure sesuai harapan.

Tanpa adanya tambahan filter maka tak mungkin mendapatkan depth of field ketika merekam di bawah terik matahari. Itulah sebabnya kamu memerlukan tambahan filter ND (Neutral Density) agar bisa memperoleh gambar yang terang tanpa harus mengorbankan warna. Jika kamu merekam video dengan DSLR maka cari ukuran filter terbesar, normalnya 77 milimeter. Agar bisa masuk ke lensa yang berukuran lebih kecil diameternya maka gunakan step-down filter rings. Produk yang bisa dicoba, yakni Fader Variable ND, Heliopan Variable ND.

Baca Juga : Jenis-Jenis Dari Filter Lensa Kamera dan Kegunaannya?

5. Tripod

Seringkali para videografer pemula tidak membawa peranti tripod saat merekam gambar. Hasilnya pasti bisa ditebak, kualitas gambar akan bergoyang. Jadi yang kamu perlukan saat merekam film atau video documenter adalah tripod yang memiliki video head sekaligus, sehingga memudahkan saat akan merekam gambar dengan cepat dan stabil. Kamu pilih tripod khusus untuk video, bukan yang untuk fotografi.

Pertimbangkan kekuatan tipod untuk menyangga kamera DSLR atau Mirrorless kamu. Ketika kamera ditambahi dengan aksesori maka bobotnya akan bertambah pula. Pilihlah tripod yang memiliki berat lebih besar dari pada kamera sehingga akan kokoh dan tidak mudah goyang (steady).

Apabila kamu menggunakan smartphone, maka tepat untuk memilih GorillaPod plus peranti aksesoris Glidecam atau Steadicam. Ukuran ponsel yang kecil dan segenggam tangan dan bobotnya yang ringan akan memunculkan masalah saat merekam video. Tak peduli seberapa stabil Kamu memegangnya, tetap saja akan muncul goyangan saat merekam. Nah kamu memerlukan Steadicam untuk menstabilkannya. Brand yang menjadi rekomendasi adalah Manfrotto MVH502A Fluid Head and 546B Tripod System.

6. Rig

Jasa Video eps-production.com

Pada dasarnya DSLR adalah kamera foto sehingga faktor ergonomisnya hanya dirancang untuk kebutuhan memotret. Apabila akan mentransformasi DSLR menjadi kamera video maka perlu tambahan aksesori berupa rig. Namun sayangnya harga rig cenderung lebih mahal dari pada harga bodi kamera sendiri.

Apabila kamu ingin merekam video dengan DSLR tanpa membawa tripod atau tidak memungkinkan untuk menggunakan tripod, maka pilih shoulder rig atau monopod. Kamu juga bisa menambahkan tilt head pada monopod agar kamera bisa bergerak naik-turun.

7. Lighting

Jasa Video eps-production.com

Pencahayaan sangat penting untuk menghasilkan gambar video yang tajam. Biasanya lighting yang digunakan di videografi adalah berjenis HMI atau Hydrargyrum Medium-arc Iodide. Namun sayangnya selain mahal juga tidak praktis, sehingga kini disiasati dengan LED.

Biasanya untuk membuat film atau video dokumenter, setidaknya diperlukan 2 buah lampu LED yang ukurannya sama.

8. Gimbal

Jasa Video eps-production.com

Ketika kamu harus dihadapkan dalam situasi dimana kamu harus merekam dengan mengikuti suatu objek yang sedang berjalan dan menginginkan sebuah hasil yang halus tanpa getaran seperti gempa bumi maka gimbal adalah salah satu solusi yang tepat untuk kamu. Beberapa gimbal sudah banyak dijual di pasaran untuk merk gimbal sendiri kebanyakan yang digunakan oleh seorang pembuat video adalah Zhiyun atau DJI ronin kamu dapat membelinya online atau bisa langsung dating ketoko yang menjual gimbal dengan merek tersebut.

Untuk pengguna smartphone pun jangan khawatir karena saat ini sudah tersedia juga gimbal untuk para film maker yang menggunakan smartphone dipasaran.

Baca Juga : 6 Camera Movements Yang Wajib Kamu Ketahui Sebagai Videographer

9. Laptop

Jasa Video eps-production.com

Untuk mengedit hasil rekaman video, maka Kamu mermelukan komputer yang mumpuni. Kamu bisa menggunakan computer desktop atau laptop. Pastikan komputer Kamu memiliki spesifikasi prosesor minimal Intel Core i5 dan kapasitas memori (RAM) di atas 8 GB, serta kualitas VGA super yang mampu melakukan proses rendering lancar.

Baca Juga : 5 Rekomendasi Laptop Editing Video Terbaik

10. Software Editing

Jasa Video eps-production.com

Bicara software editing, Kamu bisa memanfaatkan Final Cut Pro, Adobe Premiere, Sony Vegas Pro, Pinnacle Studio, dan After Effect. Ditambah software penyuntingan suara seperti Sound Forge dan Garage Band, maka hasil video dokumenter bertema human interest buatan Kamu pasti nyaman untuk ditonton.

Apabila kamu merekam video dengan iphone, maka bisa memanfaatkan aplikasi MoviePro dan Filmic Pro. Selamat mencoba dan terus berkarya! See yaaa…

Baca Juga :

10 Rekomendasi Software Editing Adobe

4 Teknik Dasar Editing Video untuk Kamu Para Pemula

Read More