5 Jenis Lensa Kamera dan Kegunaannya

Lensa adalah mata bagi penonton. Entah kamu seorang filmmaker, videografer, atau fotografer, memilih lensa yang tepat dan sesuai merupakan hal krusial yang tidak dapat dikesampingkan. Sebelum kamu memutuskan untuk membeli lensa, ada baiknya kamu tau terlebih dahulu jenis-jenis lensa yang biasa digunakan oleh para professional.

Pada pembahasan kali ini kami akan menjeleskan jenis-jenis lensa menurut focal lenghtFocal Lenght adalah jarak fokus antara lensa pada objek fotografi yang sedang dibidik. Setidaknya ada lima jenis-jenis lensa yang perlu kamu ketahui. Apa saja sih jenis-jenis lensa tersebut? Berikut penjelasannya!

Baca juga : 5 Tahapan Pembuatan Film Pendek

  1. Lensa Makro

Lensa makro memiliki fungsi utama untuk memperbesar objek dan menghasilkan gambar yang detail dan tajam.  Lensa makro didesain untuk memotret objek yang kecil,bahkan sangat kecil, dengan jarak fokus yang amat sangat dekat. Focal lenght lensa makro sangat beragam, mulai dari 90mm, 100mm, bahkan 200mm.

Kegunaan Lensa: membidik subjek yang sangat kecil dari jarak yang sangat dekat. Dalam film lensa ini sering digunakan untuk ukuran shot extreme close up, seperti bola mata, gerak bibir, sentuhan jari, dsb.

  1. Lensa Fisheye

Berkebalikan dengan lensa makro, lensa fisheye digunakan untuk memotret ruang yang sangat lebar. Oleh karena focal lenght yang sangat lebar, lensa fisheye mampu memotret objek dari sudut yang lebar. Biasanya lensa ini akan menghasilkan distorsi yang cukup besar, atau dengan kata lain garis horison yang dihasilkan akan melengkung. Focal lenght lensa fisheye juga cukup beragam, mulai dari 6mm, 8mm, sampai 15mm.

Kegunaan lensa: menangkap ruang dengan sudut yang sangat lebar (bahkan 180º) atau untuk memberikan efek khusus pada sebuah ruang. Lensa ini sering sekali digunakan untuk memotret ruang-ruang sempit seperti tempat konser, & fotografi urban lainnya. Dalam dunia film, lensa ini cukup jarang digunakan karena tidak terlalu nyaman untuk ditonton.

  1. Lensa Wide

Lensa wide alias lensa lebar adalah lensa dengan focal lenght kurang dari 35mm. Focal lenght lensa lebar yang sering ditemukan adalah 17mm, 18mm, 24mm, sampai 35mm.

Kegunaan lensa: memotret lanskap, pemandangan, atau karya aristektur dengan tingkat distorsi yang rendah (atau bahkan tidak ada). Dalam film, lensa lebar seringkali digunakan untuk ukuran shot extreme wide shot, wide shot, atau full shot yang memperlihatkan posisi geografgis subjek/karakter dalam set / latar.

Baca juga : Mengenal Apa Itu Bokeh Dalam Fotografi Dan Videografi?

  1. Lensa Standard

Lensa standard adalah lensa dengan focal lenght dri 35mm sampai 85mm. Disebut lensa standard karena dianggap paling mendekati penglihatan manusia. Oleh karena itu, lensa standard sering digunakan untuk mensimulasikan pandangan manusia terhadap sebuah objek atau ruang.

Kegunaan lensa: portrait photography. Dalam film, lensa standard sering digunakan untuk ukuran medium shot sampai medium close-up shot. Efek khusus yang ditimbulkan pun paling minimum karena jarak fokalnya hampir sama dengan mata manusia.

  1. Lensa Tele

Lensa tele adalah lensa dengan focal lenght yang lebih panjang dari 85mm. Bentul lensa tele umumnya besar dan panjang, membuat lensa ini sangat mudah dikenali oleh orang banyak. Lensa tele biasanya mampu mengaburkan latar belakang dan mengisolasi objek di dalam frame.

Kegunaan lensa: fotografi acara olahraga, fotografi margasatwa (wildlife photography). Dalam film lensa ini sering dipakai di ukuran-ukuran shot yang padat (closeup), terlebih untuk mengisolasi karakter di dalam sebuah latar.

Nah setelah mengetahui jenis-jenis lensa dan kegunaannya semoga kamu bisa menyesuaikan dengan kebutuhanmu sebelum membelinya.

 

Read More
Girl standing in a night club with colorful bright neon red ligh

Mengenal Apa Itu Bokeh Dalam Fotografi Dan Videografi?

Mungkin kamu sering mendengar istilah bokeh beberapa tahun belakangan ini terutama dalam dunia fotografi dan videografi. Namun, sudahkah kamu tau apa itu bokeh yang sebenarnya? Lalu bagaimana cara untuk membuat bokeh di foto atau video? Untuk itu kami akan membahasnya untuk kamu.

Apa Itu Bokeh?

Sebelum kita membahas tetang bokeh ada baiknya kita cari tahu dulu dari mana sih kata bokeh itu berasal? Bokeh berasal dari bahasa Jepang yaitu ‘boke’ yang secara harfiah berarti blur. Sesuai dengan pengertianya, bokeh adalah suatu cara untuk menghasilkan kualitas estetika fotografi yang dihasilkan dari bagian yang tidak fokus atau blur.

Bokeh biasanya digunakan oleh para fotografer dan videographer untuk memisahkan point of interest dengan latar belakang (background) juga latar depan (foreground). Agar lebih mudah di pahami, mari kita lihat ilustrasi di bawah ini:

Dari foto di atas, kamu dapat melihat sebuah mobil yang terparkir pada malam hari. Mobil dan spion terlihat fokus dan tajam, sementara jalan raya dan mobil lain di latar belakangnya nampak tidak fokus. Pada bagian yang tidak fokus, kamu bisa melihat bagaimana objek berubah menjadi bulat, karena efek yang diciptakan oleh lensa, dan efek inilah yang acap kali kita sebut sebagai ‘bokeh’.

Baca Juga: 5 Tahapan Pembuatan Film Pendek

Cara Membuat Bokeh

“Kamera apa sih yang dapat menghasilkan bokeh?” Mungkin itu adalah pernyataan sebagian banyak orang yang masih belum menngerti dan keliru sampai saat ini. Hasil bokeh sendiri ditentukan oleh lensa yang kamu gunakan bukan kamera. Kamu dapat menggunakan kamera terbaik, namun tanpa pilihan lensa yang tepat, bokeh tidak akan tercipta. Lalu bagaimana sih caranya untuk menciptakan efek blur ini dengan lensa? Berikut penjelasannya:

  1. Ubah Setting Kamera ke Manual atau Aperture Priority

 

Jika kamu ingin mendapatkan efek blur ini, maka hal pertama yang bisa kamu lakukan adalah mengubah setting kamera kamu ke “M/Manual” atau “A/Aperture Priority”. Dengan kedua setting tersebut, kamu dapat mengubah aperture atau bukaan sesuai dengan keinginan kamu.

  1. Gunakan Bukaan Lebar

Coba bidik objek yang kamu ingin jadikan point of interest. Ubahlah bukaan lensa menjadi bukaan lebar, misalnya f/1.8 atau f/2.8. Kemudian putarlah gelang fokus agar fokus pada objek tersebut.

Setelah kamu memutar gelang fokus, kamu akan melihat perubahan kualitas gambar di viewfinder kamu. Latar belakang akan berubah menjadi kabur atau blur seperti ilustrasi di atas.

Bagaimana kalau kita menggunakan bukaan sempit, f/22 misalnya? Hasilnya, semua gambar akan menjadi tajam. Logikanya, semakin besar nomor bukaan, maka semakin jelas pula semua bagian gambar. Hasilnya? Baik background dan foreground akan sama-sama tajam, dan tidak akan ada bokeh.

  1. Perlebar Jarak Objek dan Latar Belakang

Apabila jarak objek / subjek fotografi kamu terlalu dekat dengan latar belakang, maka efek bokeh tidak bisa dihasilkan. Oleh karena itu, beri sedikit kedalaman dengan memperlebar jarak antara objek dengan latar belakang.

Seperti yang bisa kamu lihat di ilustrasi di atas. Background atau latar belakang akan blur dan menghasilkan bokeh, jika jarak si model perempuan jauh dengan latar belakangnya. Jika jarak si model perempuan semakin dekat dengan daun-daun di belakangnya, maka bokeh akan semakin berkurang.

Jika latar belakang tidak bisa dipindahkan, maka dekatkan objek ke arah kamera. Dengan begitu objek akan semakin terpisahkan dengan latar belakang.

Baca Juga : 7 Departemen Kru Film Pendek atau Video

Bagaimana dengan Kamera Handphone?

Seiring berkembangnya teknologi, sekarang kamera handphone sudah bisa meniru efek bokeh kamera DSLR atau mirrorless. Namun perlu kamu catat bahwa efek ini di kamera ponsel hanyalah emulasi (tiruan) dan bukan efek organik yang diciptakan oleh lensa dan diafragma-nya.

Efek ini di kamera handphone diciptakan dengan memotret dua hasil sekaligus lewat dua atau lebih lensa belakang handphone. Kamera handphone akan mengenali mana yang bagian depan dan mana yang latar belakang. Bagian latar belakang kemudian akan dibuat kabur atau blur sehingga seolah-olah ada kedalaman di foto tersebut.

Untuk menciptakan efek ini di kamera handphone tidaklah sulit. Kamu hanya perlu memastikan bahwa handphone milikmu memiliki dua atau lebih kamera belakang. Apabila kamu memiliki handphone andalan merek-merek ternama seperti iPhone, Samsung, Oppo, Xiaomi, dsb, maka kemungkinan besar kamu dapat menggunakan fitur ini.

Selain menggunakan aplikasi kamera bawaan dari pabrik, kamu juga bisa menggunakan aplikasi-aplikasi kamera third party. Keuntungan menggunakan aplikasi third party adalah fitur yang lebih lengkap, seperti pengaturan aperture, shutter speed, dsb. Contoh-contoh aplikasi tersebut antara lain: AfterFocus (Android & iOS), ProShot (Android & iOS), Manual (iOS).

Nah, gimana? Sudah semakin paham dengan arti bokeh? Sudah paham juga cara membuatnya? Sekarang tinggal kalian praktekan ya. Selamat mencoba!

 

Read More

7 Keunggulan Yang Dimiliki Kamera Full Frame

Bagi para penggiat dunia video dan foto profesional, kebanyakan dari mereka cenderung memilih kamera full frame dibanding APS-C. Simpelnya, karena kamera full frame memakai sensor yang berukuran sama dengan satu frame film 35mm tradisional, yakni 36 x 24 mm. Sensor ini lebih besar dari kamera bertipe APS-C yang memiliki sensor berukuran 22 x 15 mm.

Lantas, apa keuntungan memakai kamera bersensor full frame dibandingkan dengan kamera sensor APS-C? Berikut admin jabarkan 7 kelebihan kamera dengan sensor full frame :

  1. Memiliki sensor yang lebih besar dan lebih baik

Jasa Video eps-production.com

Baca Juga: Mengenal Kamera Lumix S1H, Mirrorless Pertama Yang Diakui NETFLIX

Dibandingkan dengan kamera yang menggunakan sensor APS-C, kamera full frame memiliki sensor yang lebih besar. Semakin besar sensor, semakin besar piksel yang dimiliki, terang laman Adorama Camera. Piksel yang lebih besar dapat menangkap lebih banyak informasi warna dan cahaya masuk serta lebih sedikit noise dibanding piksel yang lebih kecil.

Itulah mengapa, ISO tinggi bekerja lebih baik pada kamera full frame berkat sensornya yang besar. Keuntungan lain ialah bisa membedakan variasi warna yang lebih halus serta menangkap rentang dinamis yang lebih besar. Hasil akhirnya akan meningkatkan akurasi, realisme dan vibrant pada foto.

  1. Biasanya, memiliki resolusi yang lebih besar

Jasa Video eps-production.com

Biasanya, kamera full frame memiliki resolusi yang lebih besar dari kamera APS-C.

Dengan ini, kita bisa memotret dan mengambil video dalam keadaan pencahayaan yang minim. Selain itu, sensor full frame bisa menangkap detail yang halus, rentang dinamis yang besar, gambar yang lebih tajam dan mengurangi noise dalam foto, ungkap laman Adorama Camera. Lebih unggul dari kamera APS-C!

  1. Tidak ada crop factor seperti di APS-C dan MFT

Jasa Video eps-production.com

Ada banyak pilihan lensa yang tersedia untuk kamera full frame. Dan tidak ada crop factor seperti di kamera APS-C. Misal, jika kita memasang lensa dengan panjang 24 mm, maka hasil akhirnya pun akan tetap 24 mm. Namun, jika dipasang di kamera APS-C, maka akan berubah jadi 36 mm karena ada crop factor 1,5 kali.

Begitu pula jika kita memakai lensa 50 mm, di full frame panjangnya tidak berubah, tetapi di kamera APS-C akan menjadi 75 mm. Simpelnya, dengan crop factor, lensa akan berubah menjadi lebih panjang. Lensa ultra-wide akan menjadi wide dan lensa wide akan menjadi normalDengan memakai full frame, hal ini tidak akan terjadi!

Editor Pick :

6 Situs download Template After Effect Gratis 2022

Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang Sutradara

Teknik Shooting Video Menggunakan Green Screen

  1. Menghasilkan bokeh yang lebih halus

Laman Borrow Lenses membuat perbandingan antara bokeh yang dihasilkan oleh tiga kamera, yakni Canon 5D Mark III (full frame), Fuji X-E2 (APS-C dengan crop factor 1,5x) dan Olympus OM-D E-M1 (Micro Four Thirds/MFT dengan crop factor 2x). Di antara tiga kamera itu, mana yang mempunyai bokeh paling halus?

Lalu, Borrow Lenses mencoba memotret objek yang sama dengan focal length dan aperture yang sama. Hasilnya, kamera full frame dari Canon 5D Mark III memberi bokeh yang lebih halus dibanding kamera APS-C dan MFT yang memiliki crop factor. Pertimbangkan kamera full frame jika ingin bokeh yang lebih smooth.

  1. Noise yang dihasilkan lebih sedikit

Jasa Video eps-production.com

Baca Juga: Perbedaan Editing Offline vs Online Dalam Video Dan Film

Memotret di tempat dengan pencahayaan minim membuat kita harus menaikkan ISO. Konsekuensinya, semakin tinggi ISO, semakin banyak noise yang muncul di foto. FYI, dalam fotografi, noise adalah distorsi visual yang berwujud titik-titik di gambar. Noise membuat hasil foto menjadi kurang jernih dan kurang bersih.

Kamera full frame memiliki sensor dan piksel yang besar, yang akan menghasilkan gambar dengan kualitas yang lebih baik pada ISO tinggi. Hasilnya, noise akan terlihat lebih sedikit dibanding kamera crop factor, seperti APS-C atau MFT. Bahkan, kamera full frame memiliki ISO maksimal hingga 25.600 atau lebih dengan noise yang lebih sedikit.

  1. Memiliki rentang dinamis yang lebih luas

Keunggulan lain dari kamera full frame adalah memiliki rentang dinamis yang lebih luas. Rentang dinamis luas bisa menangkap detail bayangan paling gelap dan detail highlight paling terang. Menurut laman Wex Photo Video, kamera dengan rentang dinamis luas bisa menangkap bayangan, midtone dan highlight lebih banyak.

Contoh nyatanya, kamera dengan rentang dinamis sempit bisa menangkap detail di area yang lebih gelap, tetapi gagal menangkap detail di area yang lebih terang, begitu pula sebaliknya. Seperti di contoh foto di atas, detail langit di foto sebelah kiri kurang terlihat dan warnanya kurang menonjol. Namun, hal ini bisa diminimalisir di kamera full frame.

  1. Bagian body dibuat dari bahan yang lebih berkualitas

Jasa Video eps-production.com

Baca Juga: Mengenal Keunggulan Kamera Sony FX3 Si Monster Kecil Sinematik

Seperti yang kita tahu, kamera full frame memiliki harga yang lebih mahal dari kamera APS-C dan MFT. Bahan untuk membuat body kamera APS-C dan MFT biasanya dibuat dari campuran plastik dan polikarbonat, jelas laman Wex Photo Video. Sementara, kamera full frame banyak yang dibuat dari magnesium yang lebih padat.

Karena bahannya yang lebih berkualitas, kamera full frame lebih tahan terhadap cuaca, debu dan air. Namun, hal ini membawa konsekuensi tersendiri, yakni ukuran body kamera yang menjadi lebih berat dari kamera crop factor. 

Nah, itulah 7 keunggulan kamera full frame dibanding kamera APS-C atau MFT. Dengan segala plus-minusnya, siapkah kamu berganti ke kamera full frame?

Read More