Mengenal Apa Itu Online Editing Dalam Film Dan Video?

Apa Itu Online Editing? Mengapa Dikerjakan Pada Tahap Akhir Post-produksi?

Online editing sebuah film atau video adalah proses pengeditan pasca produksi yang dilakukan pada tahap akhir produksi video, ini terjadi setelah pengeditan offline. Kalau kamu sering menonton film-film dengan efek visual, di tahap inilah itu semua hal tersebut diimplementasikan. Lalu, mengapa disebutnya online? Apakah karena dilakukan melalui internet, atau ada alasan lain?

Yuk, simak artikel ini untuk mengetahui jawabannya!

Apa Itu Online Editing?

online editing adalah salah satu tahap dalam post-production. Dikutip dari Studiobinder, post-production merupakan tahapan yang dilakukan setelah berjalannya proses shooting atau produksi, pada tahap ini juga mencakup pengeditan visual dan juga audio.

Menurut Techopedia, online editing adalah proses editing baik itu film atau video biasa sebagai tahap akhir. Online editing ini biasanya mencakup color correction, color grading, atau bahkan VFX (visual effects). Dalam pengeditan online dibutuhkan skill khusus dan alat yang berbeda dari pengeditan video biasa.

Nah, kira-kira bagaimana prosesnya? Apa saja yang dibutuhkan? Yuk simak penjelasannya dibawah ini!

Baca Juga : Perbedaan Editing Offline vs Online Dalam Video Dan Film

  1. Video Yang Telah Melalui Offline Editing

Jasa Video eps-production.com

yang dibutuhkan dalam online editing merupakan hasil drafting dari offline editing. Jadi, semua yang telah diedit dari tahap sebelumnya dapat langsung disempurnakan dalam tahap ini, prosesnya adalah editor mengirimkan metadata hasil pengeditan offline. Salah satu alasan tahap ini disebut “online editing” adalah karena metadata dari sebuah film atau video akan dikirimkan secara online ke orang yang mengerjakannya, sapsalnya proses pengerjaan tahap ini biasanya dilakukan di tempat berbeda.

  1. Software digital imaging

Untuk online editing, kamu tidak bisa menggunakan software biasa seperti Final Cut Pro atau Adobe Premiere Pro. Tahap ini membutuhkan software digital imaging. Salah satu yang paling umum digunakan adalah DaVinci Resolve. Menurut Blackmagic Design, DaVinci Resolve adalah satu-satunya software yang ruang kerjanya mencakup pengeditan, color correction, VFX, motion graphic, dan juga audio untuk post-pro. Meskipun ditujukan untuk profesional, interface dari software ini masih sangat ramah untuk para pemula yang baru ingin belajar, kapan lagi belajar menggunakan tools yang digunakan oleh para profesional di Hollywood, kan?

Baca Juga : Director of Photography (DOP), Tugasnya Ngapain Aja Sih?

  1. Hardware khusus

Salah satu hardware khusus yang digunakan untuk online editing adalah Tangent, alat dengan fungsi utama “memainkan” warna yang ada di film atau video. Hal itu meliputi color grading, color correcting, dan detail-detail lainnya. Intinya, dibutuhkan keahlian khusus untuk menggunakan alat ini.

  1. Online editor

Jasa Video eps-production.com

Kunci dari online editing yang sukses adalah editor video dengan kemampuan dan fasilitas yang memadai, di awal artikel sempat disebutkan bahwa biasanya online editing film akan dilakukan di tempat berbeda Contohnya adalah ketika pembuatan sebuah film dan pengeditan offline berada di Indonesia, lalu untuk online editing akan dikirim ke negara lain yang memiliki fasilitas seperti hardware, software, dan juga resource lain yang memadai.

Baca Juga : Mengapa Video Company Profile Wajib Dimiliki Oleh Perusahaan

Kesimpulan

Dari penjelasan di dalam artikel ini, dapat disimpulkan bahwa online editing adalah proses akhir penyempurnaan film atau video yang dijalankan oleh orang-orang tertentu pasalnya, skill memotong dan menyambung klip saja tak cukup untuk mengerjakan tahapan ini. Selain itu teknologi yang akan digunakan dalam proses ini pun harus memadai agar hasil yang akan dihasilkan dapat lebih maksimal.

Read More
young man edit video in dark studio using color grading tools and modern equipment

Mengenal Perbedaan Editing Offline vs Online Dalam Video Dan Film

Ingin menjadi editor video dan film? Sebelum terjun ke lapangan, kamu wajib tahu dulu perbedaan antara offline dan online editing.

Jasa Video eps-production.com

Kedua proses ini sama-sama berada di dalam tahap post-production. Post-production adalah tahap yang dilakukan setelah pra produksi dan produksi film atau video selesai dilakukan, dimana data hasil produksi video atau film akan dilanjutkan ke pengeditan audio dan visualnya. Pada tahap pengeditan ini, editor akan menyusun seluruh footage yang didapatkan saat shooting, color grading video sesuai konsep yang ditentukan, kemudian editor akan menambahkan music untuk menghidupkan nyawa video atau film yang dikerjakan. Dalam video berkualitas tinggi dan juga film, proses editing ini dibagi menjadi dua tahap, yaitu offline editing dan online editing.

Ah apa itu offline dan online editing? Yuk simak penjelasannya dibawah ini!

Pengertian Offline dan Online Editing

Sebelum menjelaskan mengenai perbedaan antara offline dan online editing, EPS Prodcution ingin menjelaskan terlebih dahulu apa itu offline dan online editing.

  • Offline editing

Jasa Video eps-production.com

Secara singkat, offline editing adalah proses pengeditan yang sangat memangkas waktu dan tenaga editor. Pasalnya, pengeditan ini menggunakan codec atau simpelnya footage yang telah dikompres menjadi format lebih ringan.

Tahap ini sangat penting dalam pengeditan video beresolusi 4K, 8K, atau 12K karena pengeditan menggunakan bantuan software jadi video yang akan diedit menjadi tidak begitu berat dan akan mempermudah sekaligus mempercepat proses offline editing. Kalau langsung masuk ke tahap online, bisa-bisa softwarekamu crashdan meningkatkan risiko file footage ikut rusak.

Baca Juga : Mengenal Teknik Dasar 3 Titik Pencahayaan Dalam Video dan Film

  • Online editing

Online editing adalah tahap akhir dari pengeditan film dan video. Dalam online editing, kamu akan mengedit video dalam format aslinya (RAW footage) dan memang akan cukup berat. Maka dari itu, tahap ini hanya untuk finalisasi baik itu dari penyempurnaan warna sampai penambahan efek-efek visual.

Perbedaan Offline dan Online Editing

Meskipun sudah dapat gambaran besar dari penjelasan offline dan online editing, EPS Production akan menjelaskan perbedaan kedua proses ini secara lebih mendetail.

  1. Urutan pengeditan

Jasa Video eps-production.com

Perbedaan pertama sebenarnya cukup jelas, yaitu urutan pengeditan. Dalam post-production, tahap pertama dalam pengeditan adalah offline editing lalu berlanjut ke online editing. Hal ini disebabkan offline editing mencakup penyortiran data footage, penyusunan sesuai dengan shot list yang telah dibuat, dan elemen lain yang harus ada di draf awal.

Baca Juga : Mengenal Tugas Dan Tanggung Jawab Seorang Sutradara

  1. Footage yang diedit

Jasa Video eps-production.com

Perbedaan kedua adalah footage yang diedit dalam offline dan online editing. Pada tahap offline, kamu akan mengedit footage yang telah dikonversi menjadi codec atau proxy footage.

Proses konversi tersebut juga disebut dengan istilah transcoding. Dengan codec ini, editor dapat lebih leluasa mengutak-atik footage karena ukurannya telah terkompres menjadi jauh lebih kecil. Di sisilain, pengeditan tahap online editing sudah kembali menggunakan RAW footage. “Lho, bagaimana caranya? Bukankah sudah diubah menjadi proxy footage itu tadi?”. Betul, tetapi pada proses akhir offline editing ada yang dinamakan relink. Nah, relink ini adalah proses pengembalian film atau video ke dalam format dan resolusi awal, sebelum akhirnya di-export dan berlanjut ke tahap selanjutnya.

Baca Juga : 3 Tahapan Produksi Pembuatan Video Iklan TVC

  1. Tools yang dibutuhkan

Perbedaan terakhir adalah tools yang dibutuhkan untuk offline dan online editing.

Pada tahap offline editing, kamu membutuhkan:

  • software untuk administrasi data (penyortiran dan backup)
  • software untuk pengeditan film/video

Pada tahap online editing, dibutuhkan:

  • metadata dari offline editing
  • software digital imaging
  • hardware editing khusus pengeditan online

Tak hanya itu, online editing juga harus dikerjakan oleh orang yang memiliki kemampuan khusus, bukan hanya mengedit video biasa. Pasalnya, tahap ini ditujukan untuk pengeditan visual dan bukan dari segi alur videonya. Itu dia penjelasan lengkap seputar perbedaan offline dan online editing. Bagaimana, sudah paham? Jika ada pertanyaan perihal pengiditan kamu dapat berdiskusi dengan kami pada kolom komentar dibawah.

Tetap semangat, tetap berkarya. See yaa…

Read More

Enesers Mitra Berkah – Company Profile

PT. Enesers Mitra Berkah adalah perusahaan lokal yang memproduksi alat kesehetan. dalam video company profile ini PT. Enesers Mitra Berkah ingin mengedepankan tentang perusahaan anak negeri yang mampu bersaing dan tidak kalah dengan perusahaan luar.

Read More

8 Tips Membuat Film Dokumenter | eps-production

Film dokumenter adalah film yang mendokumentasikan kenyataan atau hal yang terjadi di sekitar kita. Istilah dokumenter sendiri digunakan untuk semua film non-fiksi, pada dasarnya film dokumenter merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter berarti menampilkan kembali fakta yang ada dalam kehidupan sehari-hari.

  1. Tentukan Tema atau Ide Cerita Film Dokumenter

Jasa Video eps-production.com

Sebelum membuat sebuah film dokumenter tahap pertama kali yang kamu harus lakukan adalah menetukan tema dan ide cerita apa yang akan diangkat. kamu dapat membahas segala hal yang berkaitan dengan kejadian nyata misalnya tentang budaya, sosial, lingkungan, dan bahkan hal pribadi. Buatlah daftar permasalahan yang memungkinkan dan masuk akal untuk diangkat dalam film dokumenter.

Setelah membuat list permasalahan apa yangh akan kamu bahas nantinya, muailah memilih subyek yang paling menarik untuk dibuat. Untuk menjadi unik, pastikan bahwa ide yang akan diangkat adalah permasalahan yang jarang disadari/diketahui orang lain, sehingga film yang dibuat akan benar-benar menjadi sebuah informasi yang baru. Kamu juga dapat mencari ide dari berbagi macam instrument seperti : sosial media, temapt nongkrong, taman, Televisi, youtube, radio, dan lainnya.

  1. kumpulkan Informasi Sebanyak-banyaknya

Jasa Video eps-production.com

Membuat film dokumenter pada dasarnya adalah proses untuk memberi dan memberikan wawasan tentang apa yang kita lihat dan alami. Untuk itulah kamu wajib mempelajari semua tentang subjek film dokumenter yang akan kamu bahas, kumpulkan fakta dan cari petunjuk tentang karakter paling menarik sehingga dapat dibangun menjadi sebuah alur cerita.

Menggali dan mencari informasi secara lengkap menjadi sebuah kebutuhan sangat penting dalam membuat film dokumenter, proses ini juga bisa menjadi salah satu cara untuk kamu lebih dekat dengan subyek.

  1. Rencanakan Setiap Aspek Dengan Matang

Jasa Video eps-production.com

Dalam sebuah produksi pembuatan film dokumenter ada banyak aspek yang harus dipertimbangkan, seperti menetukan siapa saja karakter utama yang akan menjadi pembawa cerita, inti cerita yang akan diangkat, peralatan yang akan digunakan, kapan waktu shooting, tim produksi, jumlah anggaran, target penonton, sumber dana, sampai kemana akan disistribukannya film dokumenter kamu nantinya.

Baca Juga : 3 Tahapan Produksi Pembuatan Video

  1. Perhatikan Hukum dan Hak Cipta

Jasa Video eps-production.com

Hal yang seringkali dilupakan oleh para kreator adalah masalah hokum dan hak cipta, kamu harus lebih waspada dengan hal ini karena jika salah dalam mengambil langkah atau keputusan dapat berakibat buruk dikemudian hari. Pastikan semua elemen seperti penggunaan musik, foto-foto maupun footage video sudah mendapatkan izin dari pemiliknya.

Hal-hal terkait dengan narasumber juga sangat perlu untuk dipertimbangkan, jangan sampai dalam membuat film dokumenter dapat membahayakan atau mencemarkan nama baik dari subyek-subyek yang diangkat. Untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan, lakukan perjanjian dengan berbagai pihak yang terkait dengan film dokumenter tersebut, kamu dapat membuat surat perjanjian atau semacamnya yang memang sudah disetujui oleh kedua belah pihak.

  1. Buatlah Shot List

 

Jasa Video eps-production.com

Membuat daftar pengambilan gambar (Shot List) berfungsi untuk memetakan kebutuhan gambar apa saja yang akan dibutuhkan dalam film, daftar ini bisa berupa daftar stok rekaman dan daftar siapa saja yang akan diwawancarai, termasuk daftar pertanyaanya (jika membutuhkan stok wawancara), Jumlah shot list tidak ada ukuran pastinya, hal ini sangat tergantung pada kompleksitas film dokumente yang akan dibuat.

  1. Shooting

Jasa Video eps-production.com

Proses shooting ini nantinya sangat mengacu pada riset dan shot list yang telah kamu buat. Meski mengacu pada shotlist, dalam membuat film dokumenter sering kali kita akan merekam banyak hal di laur shot list yang telah kita buat sebelumnya, improvisasi sangat diperlukan dalam hal ini.

Saat memulai shooting, pilihlah tipe shot yang paling sesuai dengan media penayangannya. Penayangan film untuk web, perangkat mobile dan televisi tentu akan berbeda dengan penayangan untuk bioskop.  Untuk lebih memperkaya gambar filmmu nanti buatlah stockshot, dengan mengambil beberapa tipe shot dari setiap satu adegan yang kamu perlukan.

Baca Juga : 6 Camera Movements Yang Wajib Kamu Ketahui

  1. Editing

Jasa Video eps-production.com

Editing adalah proses menyusun keseluruahan hasil rekaman visual dan audio yang kamu ambil saat shooting. Proses editing bukan hanya sekedar masalah teknis memberi efek visual, akan tetapi didalamnya terdapat proses merangkai cerita sehingga film dapat menciptakan sebuah suasana yang mampu mempengaruhi emosi penonton, penonton dapat ikut tenggelam dan merasakan apa yang subyek rasakan, buatlah videomu memiliki rasa didalamnya.

Baca Juga : 5 Rekomendasi Laptop Editing Video Terbaik 

  1. Distribusi

Dalam proses distribusi ini kamu juga dapat mengikutinya dalam berbgai macam ajang festival film, atau kamu dapat share film kamu di youtube, web, Instagram, dan media lainnya yang berpotensi mengundang penonton untuk menikmati dan bereaksi atas karyamu.

 

Read More

Fungsi dan Cara Menggunakan Clapper Board Ketika Shooting

Jasa Video eps-production.com

Ada banyak jenis peralatan shooting, salah satunya adalah clapper board. Alat ini bukan cuma untuk gaya-gayaan doang loh. Tetapi punya peran penting di dalam proses video editing. Bagaimana cara menggunakan clapper board? Apa sih fungsinya? Nah, ini salah satu pertanyaan yang cukup sering ditanyakan. Tidak jarang orang menganggap clapper hanya untuk keren-kerenan saja. Tidak banyak yang tahu betapa pentingnya papan mungil yang satu ini dalam produksi film.

Kalau kamu melihat proses shooting film, pasti kamu pernah melihat di mana sutradara berteriak “Action!”. Tak lama setelah itu ada seseorang yang memegang papan hitam atau putih muncul dan kemudian terdengar bunyi “Ctak!”.  Clapper board adalah sebuah papan dari bahan kayu yang digunakan untuk membantu sinkronisasi gambar dan suara serta untuk memilih dan menandai suatu adegan tertentu selama berjalannya proses produksi. Mungkin kamu akan bertanya-tanya bagaimana cara kerja papan kecil ini. Sebelum masuk kepenjelasan tentang fungsi si papan mungil ini, maka penting juga untuk kamu tau setiap bagian-bagian penting yang ada di dalam clapper board :

  1. Judul Film
    Untuk memudahkan penyimpanan dan pemindahan data, agar tidak tertukar dengan data lain, maka penting sekali untuk mencatat judul film di bagian atas clapper board.
  1. Production
    kolom production yang digunakan untuk menuliskan nama tim produksi. Sehingga ada data tentang siapa pemilik footage shooting video.
  1. Slate
    Nomor slate adalah urutan nomor gambar tersebut di ambil. Dimulai dari nomor 1 dan akan bertambah terus hingga semua gambar berhasil terambil. Jadi, jika ada nomor 420 di dalam kolom slate, itu artinya gambar tersebut adalah gambar ke 420 yang diambil selama shooting.
  1. Scene
    Kolom ini menjelaskan scene berapa yang sedang diambil. Kolom ini akan diisi sesuai naskah. Jadi jika kita hendak ingin mengambil scene 5 di naskah, maka tulislah angka 5 di kolom tersebut.
  1. Shot
    Setiap scene terdiri dari pecahan-pecahan shot. Jumlahnya tentu beragam tergantung kebutuhan sutradara. Terkadang ada adegan yang hanya membutuhkan 1 shot panjang, namun juga ada adegan yang membutuhkan lebih dari 10. Nah, angka-angka inilah yang dicatat di kolom shot.
  1. Take
    Setiap shot akan diambil berulang-ulang sampai sutradara merasa cukup dengan adegan yang diambil. Jadi, selama sutradara belum merasa cukup puas dengan adegan yang sedang direkam, maka jumlah take akan terus bertambah.
  1. Nama Director atau Sutradara
    Nama sutradara dicatat untuk informasi saat post-production.
  1. Nama DOP (Director of Photography)
    Nama DOP juga dicatat untuk informasi saat post-production.
  1. Tanggal Shootiing
    Biasanya film pendek diambil selama 3-4 hari, mungkin kurang mungkin lebih. Sementara film panjang bisa menghabiskan 2 minggu sampai 1 bulan, mungkin kurang mungkin lebih. Biasanya data yang direkam akan berjubel. Tanggal shooting penting dicatat di clapper board untuk memudahkan pendataan setelah shooting direkam.
  1. Card
    Di era digital, medium perekaman banyak menggunakan kartu, mulai dari SD Card, CF Card, hingga SSD. Satu kartu hanya bisa merekam jumlah shot tertentu, maka selama shooting kita akan berhadapan dengan banyak sekali kartu. Maka, penting untuk mencatatnya di clapperboard, agar pendataan akan semakin mudah.
  1. Day / Night
    Kadang adegan malam tidak selalu diambil malam hari, sebaliknya adegan siang mungkin saja direkam malam hari. Oleh karena itu, penting pula mencatat apakah adegan tersebut memang berlatar malam atau siang sesuai dengan naskah.
  1. Int dan Ext
    Kedua kolom ini mesti kamu pilih salah satu dengan cara dicentang. Jika proses syuting dilakukan di dalam ruangan, maka beri tanda centang di kolom Int. Sedangkan jika proses syuting dilakukan di luar ruangan, maka beri tanda centang di kolom Ext.

Baca Juga : Pentingnya Behind The Scene Dalam Produksi Film dan Video

Fungsi Clapper Board

Jasa Video eps-production.com

Clapper board tidak hanya untuk gaya-gayaan dan konten Instagram saja loh. Terdapat fungsi yang sangat krusial. Makanya setiap shooting proyek besar mesti banget melibatkan alat ini. Kalau tidak, semuanya akan ribet dan tentunya akan menghambat tahapan pascaproduksi.

  1. Cara Menggunakan Clapper Board

Seorang yang bertugas mencatat informasi di clapper board disebut clapper. Biasanya clapper akan bekerja dibawah Script Continuity dibawah depertemen penyutradaraan. Ia akan bekerjasama dengan Pencatat Adegan / Penanggungjawab Naskah / Script Supervisor untuk mendata kesinambungan gambar. Informasi yang ditulis di clapperboard akan dicatat oleh Pencatat Adegan dalam secarik kertas, untuk memudahkan penyunting gambar / editor dalam bekerja di post-production.

Cara menggunakan clapper board, pertama-tama Astrada akan memberikan perintah “SLATE IN”.

Jika kamu seorang clapper maka kamu harus responsif dengan kalimat ini. Maka peganglah clapper board ke depan kamera. Bukalah bagian clapnya jika dalam shooting tersebut terdapat kebutuhan untuk perekaman suara, sebaliknya tutup bagian clapnya jika tidak ada suara yang direkam.

Setelah itu, tunggu aba-aba dari asisten sutradara yang akan mengatakan “SOUND”. Setelah aba-aba itu diberikan, maka seorang yang merekam suara atau sound recordist akan berterika “SPEED!” atau “ROLL!” yang mengartikan bahwa alat perekam suara sudah berputar atau dijalankan.

Setelah mendengar itu, maka bacalah informasi sesuai dengan yang ada dalam slate tersebut, mulai dari slate, scene, shot, dan take. Sebagai contoh: “Slate 231, Scene 8, Shot 1, Take 1”. Nah, jika yang sedang direkam adalah take 2 dan seterusnya, maka cukup membaca: “Slate 231, Take 2!”.

Setelah itu, tunggulah aba-aba dari asisten sutradara, “CAMERA?!”. Setelah aba-aba ini, operator kamera juga akan menjawab “SPEED!” atau “ROLL!” yang mengartikan bahwa kamera sudah merekam.

Setelah aba-aba itu, tutuplah dan tepuklah clapper board tersebut sehingga berbunyi. Jangan buru-buru keluar dari jangkauan kamera dan biarkan kamera merekam clapper board yang tertutup kurang lebih 1 detik. Setelah itu, keluar dan sembunyilah.

Asisten sutradara akan memberi aba-aba “ACTION!” yang mengartikan bahwa pemain boleh memulai adegan.

Baca Juga : Mengenal Lumix S1H, Kamera Mirrorless Pertama Yang Diakui NETFLIX

  1. End Slate

End Slate digunakan jika angle pembuka adegan tidak mungkin disisipi clapper board. Atau jika ada momen yang butuh segera direkam secara cepat. Prinsipnya sama dengan sebelumnya, namun End Slate dibaca justru setelah adegan selesai dilakukan.

Biasanya asisten sutradara akan memberikan aba-aba End Slate yang mengartikan bahwa clapper board baru akan ditepuk di akhir adegan. Perhatikan aba-aba ini dan bersiaplah dengan aba-aba “CUT!” dari sutradara.

Setelah sutradara memberi aba-aba “CUT!”, maka segeralah masukan clapper board ke dalam frame dalam keadaan terbalik dan tepukan clapper board tersebut. Setelah itu, bacalah informasi yang ada di clapper board seperti biasa.

  1. Untuk Mengorganisir Data Hasil Shooting

Saat proses shooting, clapper board direkam tepat saat kamera rolling. Kemudian clapper menulis adegan dan take mana saja yang dipilih oleh sutradara berdasarkan data yang tercatat di papan. Catatan ini diberikan kepada video editor.

Ketika video editor hendak melihat hasil footage shooting, ia tidak perlu lagi mengecek satu-satu video yang akan ia kerjakan. Ini karena data adegan yang ditulis di papan sudah muncul di thumbnail video.

Selain itu, video editor lebih mudah untuk mengorganisir data hasil shooting dengan cara membaginya ke dalam folder sesuai scene dan shot adegan. Praktis banget kan!

  1. Sinkronisasi gambar dan suara

Pada saat kamu merekam menggunakan mic internal kamera, gambar dan suara tentu akan selaras. Ini karena keduanya direkam pada pita yang sama. Namun bakalan lain ceritanya saat kamu shooting menggunakan perangkat kamera dan audio yang terpisah. Sehingga gambar dan suaranya pun direkam di dalam perangkat yang berbeda.

Clapper board bakal berguna banget buat kamu yang shooting dengan menggunakan mic eksternal. Bunyi “Ctak!” yang terekam di mic internal kamera dengan yang terekam di mic eksternal bisa digunakan untuk menyelaraskan gambar dan suara.

Saat editor melakukan penyuntingan gambar, ia tinggal menjajarkan kedua file audio. Karena bunyi hantaman clapper board yang sangat kencang akan terekam. Jadi editor langsung tahu bagian mana yang ada bunyi “Clap!”. Gambar dan suara jadi sinkron deh.

Baca Juga : Director of Photography (DOP), Tugasnya Ngapain Aja Sih?

Read More